Menteri Agama RI Prof Nasaruddin Umar Datangi MAN 3 Palembang, Sampaikan Pesan Ini
Menag RI jadi pemebina upacara di MAN 3 Palembang (foto ist)--
KORANHARIANMUBA.COM, - Menteri Agama (Menag) RI Prof Nasaruddin Umar memberikan pembinaan kepada aparatur sipil negara (ASN) Kemenag Sumsel di Aula MAN 3 Palembang, Selasa (3/12). Dia berpesan, semua ASN di bawah naungan Kemenag Sumsel harus mempertahankan kearifan lokal.
“Kearifan lokal masyarakat Palembang, Sumatera Selatan benar-benar harus dipertahankan. Hati-hati ada orang yang berusaha untuk mempertentangkan adat dengan agama. Tidak sempurna agama tanpa adat, tidak sah adat tanpa agama,” tegas Menag.
Menurutnya, perkawinan adat dan agama itu tugas KUA, mengawinkan antara tradisi lokal dengan universalitas ajaran. “Jangan mempertentangkan keduanya, jangan sedikit-sedikit bid’ah, musyrik,” imbuhnya.
Ditambahkan Prof Nasaruddin, tanpa kearifan lokal, Indonesia akan rapuh. Menjadi tugas ASN Kemenag untuk menanamkan rasa cinta sejak dini. Jangan sampai menanamkan kebencian, menganggap sesat agama orang lain, dan jangan pula menyamakan semua agama.
BACA JUGA:Kontingen PWI Muba Sapu Bersih 5 Medali Emas di Cabor Catur Beregu Porwada Sumsel IV
BACA JUGA:Bojan Hodak Sebut Sejumlah Pemain Absen, Siapa Saja?
“Tugas kita sebagai pendidik jangan sembarangan memfitnah. Mari kita berikan pencerahan terhadap anak kita. Tanamkan rasa cinta sejak dini pada anak-anak kita. Saya mohon kurikulum dikembangkan kurikulum berbasis cinta,” pesannya.
Dijabarkan Menag, jika menanamkan kebencian, maka akan memanen perang. “Jangan menyesatkan agama orang lain, namun jangan pula menyamakan semua agama. Inilah seninya menjadi pendidik di dalam masyarakat plural. Saya percaya masyarakat Sumsel akan menjadi teladan masyarakat Indonesia,” tutur dia.
Tak lupa, kepada para guru madrasah, Menag berharap semua berusaha mencetak generasi yang arif, bukan sekadar pintar. “Semua orang arif itu pintar. Tapi tidak semua orang pintar itu arif,” kata dia. Menurutnya, orang pintar itu ilmuwan. Di atas ilmuwan ada intelektual. Di atas intelektual ada cendikiawan.
Ilmuwan yang nilainya bagus belum tentu diamalkan. Kalau intelektual nilai bagus dan diamalkan, cendekiawan nilai bagus diamalkan, maka akan memperhatikan lingkungannya. “Jadi, target kita bukan memintarkan orang, tetapi bagaimana mengarifkan orang,” bebernya.
Kepada pegawai KUA (penghulu, red), Prof Nasaruddin menegaskan bahwa tugas KUA sekarang bukan hanya menikahkan orang. Tapi juga mempersiapkan generasi khoiru ummah (umat terbaik). KUA harus lebih banyak dan konsen memberikan bimbingan dan nasihat perkawinan. “Ini penting untuk menekan angka perceraian,” tambahnya.
Usai memberikan pembinaan, Menteri Agama menyempatkan diri meresmikan gedung yang dibangun melalui sumber dana SBSN tahun 2024. Ada 17 gedung yang diresmikan dengan penandatanganan prasasti. Dua Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT), enam Balai Nikah dan Manasik Haji. Lalu, tujuh ruang kelas baru madrasah, satu mess guru madrasah, dan satu gedung asrama madrasah.
Turut hadir dalam pembinaan itu, Tenaga Ahli Menteri Agama Muhammad Ainul Yakin, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI Abu Rokhmad, Kakanwil Kemenag Sumsel Syafitri Irwan, Rektor UIN Raden Fatah Palembang Nyayu Khodijah. Kemudian, Kepala Balai Diklat Keagamaan Palembang Dr H Saefudin Latief, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-Sumsel, Kepala Bidang dan Pembimas Kanwil Kemenag Sumsel. Juga para kepala madrasah negeri se-Sumsel, kepala KUA se-Kota Palembang, dan Ketua Tim Kerja Kanwil Kemenag Sumsel. Sumeks tiket pesawatPalembang paket wisata
Kakanwil Kemenag Sumsel, H Syafitri Irwan sangat bersyukur atas kehadiran Menag untuk memberikan pembinaan kepada ASN Kemenag Sumsel. Dia yakin, pesan-pesan yang disampaikan tersebut sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja ASN di lingkungan Kemenag Sumsel.