Inilah Kondisi Pasar Perjuangan Sekayu Berdiri Sejak Era 80 an, Pernah Menjadi Pusat Transaksi Jual Beli

Inilah kondisi Pasar Perjuangan Sekayu yang terletak di Kelurahan Balai Agung Kecamatan Sekayu (Foto Paidol)--

HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Pasar Perjuangan merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Pasar ini terletak di Kelurahan Balai Agung, Kecamatan Sekayu, dan menjadi pusat perekonomian masyarakat di sekitar Sekayu.

Pasar ini memiliki luas sekitar 1,5 hektare dan terdiri dari 171 kios dan 171 pedagang.

Pasar ini menjual berbagai macam barang, mulai dari bahan pangan, sembako, pakaian, hingga peralatan rumah tangga.

Namun, kondisi Pasar Perjuangan saat ini dinilai masih kurang terawat.

BACA JUGA:Momen Natal 2023, 7 Warga Binaan Lapas Kelas IIB Sekayu Mendapatkan Remisi

Beberapa bagian pasar tampak kumuh dan kotor, serta terdapat beberapa lubang di aspal yang dapat membahayakan pengunjung.

Hal ini diungkapkan oleh Roni (34), salah seorang pengunjung pasar.

Ia mengatakan bahwa kondisi pasar tersebut sudah sangat memprihatinkan.

"Lihat saja, pasar ini sudah sangat kumuh dan kotor. Banyak lubang di aspalnya juga," kata Roni.

"Kalau begini terus, kasihan pedagang dan pengunjungnya."

Selain itu, beberapa pedagang juga mengeluhkan kondisi pasar yang kurang nyaman.

Mereka mengatakan bahwa pasar tersebut terlalu sempit dan tidak ada tempat parkir yang memadai.

BACA JUGA:Libur Nataru, Taman Serasan Air depan Rumah Bupati Muba Ramai Dikunjungi

"Pasar ini terlalu sempit, jadi kalau ramai, susah untuk bergerak," kata salah seorang pedagang.

"Tempat parkirnya juga tidak ada, jadi kalau mau belanja, harus cari parkir di pinggir jalan."

Pasar Perjuangan Sekayu Kian Sepi

Kondisi Pasar Perjuangan Sekayu tidak seramai dulu.

Imbasnya, membuat pedagang sudah banyak gulung tikar.

Bahkan masih ada yang bertahan dalam situasi pembeli yang sepi.          

Salah satu pedagang di Pasar Perjuangan Sekayu, Zul, mengaku memang sudah ada beberapa yang gulung tikar untuk usaha yang ada di Pasar Perjuangan Sekayu karena merugi.

“Ya, sudah ada yang gulung tikar karena pendapatan tidak sesuai akibat sepinya pembeli. Apalagi, kondisi ditambah pandemi membuat pedagang tidak ada pilihan lain,” katanya

Tidak hanya denganya yang tetap bertahan disaat pembeli semakin sepi.

Dirinya mengaku disebabkan karena tidak ada usaha yang harus dijalani selain berjualan di pasar.

“Kami tetap bertahan saja demi nafkahi keluarga,” urainya

Ia mengharapkan agar ada perhatian dari pemerintah agar usaha dijalani kembali normal.

Diperparah harga sawit dan karet anjlok berdampak besar.

"Tidak bisa dipungkiri harga sawit dan karet berpengaruh besar terhadap pasar," ungkapnya.

Senada yang disampaikan pedagang lain, mengharapkan agar pemerintah berikan perhatian agar Pasar Perjuangan kembali dimintai masyarakat.

“Ya, setidaknya ada daya tarik bagi masyarakat agar ingin ke Pasar Perjuangan,” ungkapnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Muba, Hj Azizah Ssos MT memaparkan Pasar Perjuangan merupakan pasar tradisional di Kota Sekayu yang berdiri sejak tahun 1986 dan merupakan pusat transaksi jual beli masyarakat Kota Sekayu dan sekitarnya.

Lokasi pasar pun dekat dengan pusat pemerintahan dan tempat wisata Taman Water Front Sekayu, menjadikan pasar yang berisi 171 kios dan 171 pedagang itu salah satu pusat keramaian karena tempatnya terbilang strategis.

"Sudah 35 tahun Pasar Perjuangan Sekayu tetap eksis dan beroperasi sampai saat ini. Seiring semakin pesatnya pertumbuhan pasar modern saat ini maka Pasar Perjuangan perlu adanya perubahan guna menciptakan daya saing pasar," tuturnya. (*)

BACA JUGA:Soal Jodoh, Aaliyah Massaid Menyerahkan Semua Urusan Jodoh Kepada Sang Pencipta

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan