Ketika Tanah Napal Sanga Desa Muba Menjadi Idola, Para Pencari Serbuk Emas, Satu Bulan Bisa Jutaan Rupiah
SERBUK EMAS, Warga di Tanah Napal Kelurahan Ngulak I Kecamatan Sanga Desa tengah mencari serbuk emas (foto reno)--
HARIANMUBA.BACAKORAN.CO – Tanah Napal yang terletak di Kelurahan Ngulak I Kecamatan Sanga Desa Muba.
Ternyata menjadi Incaran Para Pencari Serbuk Emas, Pendapatan Melonjak hingga jutaan rupiah dalam setiap bulannya.
Tanah Napal yang berjarak 76 Kilometer (Km) dari kota Sekayu bisa ditempuh dengan waktu 1 jam 43 menit.
Tenryata menjadi pusat perhatian bagi para pencari serbuk emas, yang membanjiri daerah tersebut setelah dilaporkan bahwa tanah di sana menghasilkan emas dalam jumlah signifikan.
Fenomena ini telah membawa keuntungan besar bagi penduduk setempat, dengan pendapatan mereka meningkat hingga jutaan rupiah setiap bulannya.
Surutnya air Sungai Musi hingga menampakkan dasarnya berupa tanah Napal.
Ternyata mengundang para Pencari Emas asal Kabupaten tetangga untuk mendulang rejeki.
Mereka yang berprofesi sebagai pencari logam mulia ini, sudah satu minggu terakhir menjalankan aktivitasnya mencari Serbuk Emas dan Patahan Perhiasan di tanah Napal tepatnya di Kelurahan Ngulak 1 Kecamatan Sanga Desa.
Ujang (37) salah satu pencari emas, asal Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas menuturkan bahwa, lokasi tanah Napal di Kelurahan Ngulak 1 ini sudah menjadi lokasi favoritnya sejak 3 tahun terakhir untuk mencari emas saat air sungai surut.
“Sudah beberapa kali kesini, sejak 3 tahun belakangan. Memang lokasi disini tanahnya cukup banyak mengandung serbuk emas. Bahkan kalau siang hari bisa telihat kasat mata, dibawah sinar matahari,” tuturnya Minggu 09 Juni 2024.
Menurut Ujang ia bersama satu orang rekannya biasa mencari serbuk emas dan patahan perhiasan berupa emas maupun perak dengan cara menyelam secara manual.
Selain menyelam mereka juga mencari emas dengan cara menyisir tanah napal.
“Kalau lazimnya itu carinya dengan cara menyelam. Bagi kami yang sudah bertahun-tahun menjalani profesi seperti ini, bisa membedakan antara pasir biasa dan pasir emas. Kalau pasirnya ada di tanah napal biasanya kami ambil dengan alat khusus berupa bamboo kecil yang ujungnya dibuat runcing,” kata Ujang.
Menurutnya dari hasil mencari emas ini dirinya bisa memperoleh penghasilan hingga Rp 3 Juta perbulan.
“Sebenarnya ini pekerjaan sampingan saja, karena ini musim-musiman, baru bisa bekerja jika air sedang surut. Untuk penghasilan itu mujur-mujuran, jika beruntung bisa dapat banyak, namun rata-rata biasanya sekitar Rp 3 Juta perbulan,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa, nantinya hasil yang didapat akan dilebur dan dijual ke pengrajin emas, dengan harga yang cukup lumayan.
Sayangnya Ujang tidak mau menyebutkan berapa tepatnya harga jual emas yang mereka dapatkan.
“Ya, lumayanlah. Intinya lebih besar dari harga nyadap karet. Karena kadar emas yang didapat dari hasil mencari seperti ini cukup tinggi,” imbuhnya.
Sementara itu Rudi (39) warga sekitar membenarkan bahwa saat air sungai surut sering datang para pencari emas dari daerah Musi Rawas.
“Hampir setiap kali surut mereka datang mencari emas, kadang bisa sampai 6 hingga 7 orang. Bahkan dulu ada yang membawa alat khusus berupa Dulang.” ucapnya. (*)