
KORANHARIANMUBA.COM- Yohannes Christian John, atau lebih dikenal dengan Chris John, adalah nama yang terukir emas dalam sejarah tinju Indonesia. Lahir di Banjarnegara, Jawa Tengah, pada 14 September 1979, Chris John menjelma menjadi salah satu atlet paling berprestasi dan dihormati di tanah air, dengan puncak kariernya sebagai Juara Dunia kelas bulu WBA (World Boxing Association) yang berhasil mempertahankan gelarnya sebanyak 18 kali.
Bakat dan kecintaan Chris John pada dunia bela diri sudah terlihat sejak usia dini. Putra kedua dari empat bersaudara pasangan Johan Tjahjadi (alias Tjia Foek Sem) dan Maria Warsini ini diperkenalkan dengan olahraga tinju oleh ayahnya, yang juga merupakan mantan petinju amatir.
BACA JUGA:Tradisi Loncat Batu Nias, Simbol Jati Diri Lelaki dan Warisan Budaya Nusantara
BACA JUGA: Meriam Si Jagur: Peninggalan Kolonial yang Menjadi Ikon Kota Tua Jakarta
Tak hanya tinju, Chris John muda juga menekuni Wushu dan bahkan sempat menjadi atlet nasional di cabang olahraga tersebut. Disiplin dan tempaan keras sejak belia membentuk karakter dan kegigihan yang kelak menjadi modal utamanya di atas ring.
--
Perjalanan Chris John di dunia tinju profesional dimulai ketika bakatnya ditemukan oleh pelatih tinju kenamaan, Sutan Rambing, yang kemudian merekrutnya di Semarang. Debut profesionalnya menandai dimulainya sebuah era baru bagi tinju Indonesia.
Dengan julukan "The Dragon" atau Sang Naga, Chris John menunjukkan gaya bertinju yang cerdas dan taktis. Awalnya dikenal sebagai counter boxer yang lihai memanfaatkan kesalahan lawan, gaya bertinjunya kemudian berkembang menjadi lebih agresif (explosive fighter) di bawah asuhan pelatih asal Australia, Craig Christian, meskipun kemenangan angka tetap menjadi ciri khasnya.
Momen paling bersejarah dalam karier Chris John tiba pada tanggal 26 September 2003 di Bali. Dalam pertarungan sengit, ia berhasil merebut gelar Juara Dunia Interim kelas bulu WBA setelah mengalahkan petinju Kolombia, Oscar Leon. Gelar ini kemudian dikukuhkannya menjadi gelar juara dunia definitif.
Selama lebih dari satu dekade, Chris John menjadi raja tak terbantahkan di kelas bulu WBA. Ia berhasil mempertahankan gelarnya sebanyak 18 kali melawan berbagai penantang tangguh dari seluruh dunia, termasuk nama-nama besar seperti Osamu Sato (Jepang), Derrick Gainer (Amerika Serikat), Juan Manuel Marquez (Meksiko), dan Jose Cheo Rojas (Venezuela).
--
Keberhasilannya mempertahankan gelar dalam kurun waktu yang begitu lama menempatkannya sebagai salah satu juara dunia terlama dalam sejarah tinju. Pertarungan-pertarungannya selalu dinantikan dan menjadi inspirasi bagi banyak orang di Indonesia.
Setelah karier yang gemilang, Chris John akhirnya memutuskan untuk gantung sarung tinju pada tahun 2013 setelah menelan kekalahan dari petinju Afrika Selatan, Simpiwe Vetyeka. Meskipun pensiun dari dunia adu jotos, dedikasi Chris John terhadap dunia olahraga tidak surut.
Ia tetap aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk menjadi komentator tinju, bintang iklan, dan motivator.
Selain itu, Chris John juga terjun ke dunia organisasi olahraga dengan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum IV Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Media, dan Humas Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat periode 2019-2023.
Ia juga mendirikan PT. Chris John Indonesia, yang salah satu fokusnya adalah pembibitan atlet-atlet muda berbakat. Belakangan, ia juga diketahui menggeluti hobi baru di dunia balap.
Di luar ring, Chris John adalah seorang kepala keluarga. Ia menikah dengan Anna Maria Megawati, mantan atlet Wushu, pada tahun 2005 dan dikaruniai dua orang putri, Maria Luna Ferisha dan Maria Rosa Christiani.
--
Ia dikenal sebagai sosok yang disiplin dan sangat mendukung perkembangan anak-anaknya, termasuk dalam karier olahraga Wushu yang mereka tekuni.
Chris John bukan hanya sekadar mantan juara dunia tinju. Ia adalah simbol kegigihan, disiplin, dan kerja keras. Perjalanan hidup dan kariernya telah menginspirasi jutaan masyarakat Indonesia untuk berani bermimpi dan berjuang meraih prestasi tertinggi. "Sang Naga" akan selalu dikenang sebagai salah satu legenda olahraga terbesar yang pernah dimiliki Indonesia.(*)