KORANHARIANMUBA.COM,- Warga Desa Karang Ringin II, Kecamatan Lawang Wetan, Musi Banyuasin (Muba), saat ini tengah menghadapi masalah pelik yang mengganggu aktivitas sehari-hari mereka: kondisi listrik dengan tegangan yang sangat rendah.
Keluhan ini semakin memuncak, terutama pada malam hari ketika beban pemakaian listrik mencapai puncaknya. Kondisi ini tidak hanya mengurangi kenyamanan, tetapi juga dikhawatirkan merusak peralatan rumah tangga.
Salah seorang warga Dusun IV, Udin, mengungkapkan betapa parahnya kondisi tegangan listrik di desanya. Ia mengeluhkan bahwa tegangan yang lemah membuat peralatan elektronik di rumahnya nyaris tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
"Lampu saja redup sekali, apalagi kalau malam saat beban puncak, kipas angin seperti tidak bergerak sama sekali,” keluhnya pada Jumat (1/11/2025). Situasi ini telah berlangsung cukup lama dan menimbulkan frustrasi di kalangan masyarakat.
BACA JUGA: Titik Kritis Jalur Nasional Palembang–Betung: Gubernur Herman Deru Pastikan Perbaikan Permanen
Menanti Kejelasan Status Listrik dari MEP ke PLN
Menurut Udin, permasalahan ini terkait erat dengan status pengelolaan listrik di desa mereka yang hingga kini masih ditangani oleh Muba Electric Power (MEP), berbeda dengan beberapa desa lain di Muba yang sudah beralih ke layanan PLN.
"Setahu kami, beberapa desa lain sudah beralih ke PLN. Tapi di Karang Ringin belum ada kejelasan kapan peralihan itu dilakukan,” ujar Udin penuh harap.
Senada dengan Udin, Heri, warga lainnya, juga menyampaikan harapan besar agar proses peralihan pengelolaan listrik dari MEP ke PLN dapat segera terealisasi.
"Kalau sudah beralih ke PLN, kami berharap tegangan listrik bisa normal. Kalau pun padam, jangan terlalu lama seperti sekarang,” ungkapnya. Warga percaya bahwa peralihan ke PLN dapat membawa standar kualitas listrik yang lebih baik dan stabil.
BACA JUGA: Avanza Terseret Babaranjang di Perlintasan Tanpa Palang Pintu, Ayah dan Anak Selamat dari Maut
Desakan Solusi dan Kepastian dari Pihak Terkait
Secara keseluruhan, masyarakat Karang Ringin II kini menantikan langkah nyata dan solusi konkret dari pemerintah daerah serta pihak penyedia listrik terkait. Selain mengganggu kenyamanan, masalah tegangan listrik yang melemah ini juga menimbulkan kekhawatiran besar akan potensi kerusakan pada peralatan elektronik mahal milik warga.
Masyarakat berharap pihak terkait dapat segera memberikan kepastian dan percepatan proses peralihan agar kualitas pasokan energi di wilayah mereka bisa segera membaik dan stabil.