HARIANMUBA.BACAKORAN.CO – Fenomena langka akan terjadi dan dialami para jamaah calon haji (JCH) 2024, yakni matahari melintas tepat di atas ka'bah.
Peristiwa itu disebut istiwa a'zam. Sering juga dikenal sebagai rashdul qiblat, karena momen tersebut dapat dimanfaatkan oleh mushola dan masjid untuk meluruskan arah kiblat.
Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Musi Banyuasin, H Muhammad Makki, SAg MPdi melalui, Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Muba, H. Muhammad Albarr, Lc, M.HI, mengatakan, bakal adanya peristiwa ini penting bagi umat Islam yakni matahari melintas tepat diatas Ka’bah pada tanggal 28 Mei 2024 nanti, untuk wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, disarankan Kembali cek arah kiblat.
“Disarankan cek arah kiblat, dan waktu yang tepat untuk membetulkan arah kiblat sesuai dengan ketentuan Ilmu Falak,” kata Albar
BACA JUGA:Sanga Desa Bakal Menikmati Internet Kabel, Penyedia Mulai Pasang ke Rumah Warga
BACA JUGA:Pj Ketua PKK Hj Triana Bernyanyi Bareng Anak-Anak di TPA Permata Hati
Namun, Albar menyampaikan, bahwa yang harus dilakukan pengecekkan arah kiblat, bagi masjid atau musollah, pada saat Pembangunan pengukuran arah kiblat dengan cara masih lama.
“Yakni dengan perkira kiraan, nah ini harus dilakukan pengecekan ulang, dan memang tepat waktunya disaat matahari melintas tepat diatas ka’bah,” katanya
Lebih lanjut Albar menjelaskan, bahwa Rashdul Qiblat atau Istiwa A'dham ini menjadi sarana untuk memberikan keyakinan akan ketepatan arah kiblat bagi umat Islam yang masih ragu apakah kiblatnya sudah tepat mengarah ke Ka'bah.
"Ini adalah peristiwa yang berulang tiap tahun. Bagi yang masih merasa ragu arah kiblatnya di masing-masing tempatnya, saatnya untuk memanfaatkan cek akurasi arah kiblat yang paling mudah bagi masyarakat dan bisa serentak saat Matahari di Mekkah mengalami istiwa', dan di wilayah lain tinggal menyesuaikan waktu daerahnya," katanya.
Hanya saja yang perlu ditekankan adalah jamnya atau waktunya, harus dikalibrasi atau disetel sesuai pedoman tanda waktu yang tepat.
“Artinya, bisa memanfaatkan dengan petunjuk tanda waktu dari situs BMKG. Untuk di Muba lebih tepatnya diwaktu masuk salat Ashar bukan waktu salat zhuhur,” jelasnya (*)