"Jadi, para pekerja kita sudah kita amankan supaya tidak ada korban,” ucapnya.
Masih kata dia, mengenai adanya peristiwa itu, pihaknya menyesalkan aksi intimidasi yang mereka alami, karena membuat sejumlah karyawan ketakutan.
Sambungnya, mengenai peristiwa itu, pihaknya berharap polisi lebih serius turun dan menangkap para pelaku teror tersebut. Tak hanya itu, polisi harus mengusut kepemilikan senjata laras panjang dan peluru.
"Sebenarnya hal seperti itu segera ditindak, ini jelas perbuatan melawan hukum. Siapa mereka kok bisa melakukan teror kepada pekerja kebun," katanya.
Dimana sebelumnya viral video sejumlah preman menenteng senjata tajam melakukan pengancaman kepada pekerja perkebunan di Desa Sodong.
Dalam video tersebut para preman yang merekam dirinya menyebarkan ancaman, supaya pekerja perkebunan pergi dari desa tersebut kalau tidak mau jadi korban keganasan mereka.
Untuk diketahui, sejumlah pekerja berawal dari ketika mereka melakukan replanting diarea Hak Guna Usaha (HGU) yang mereka miliki yaitu di daerah Desa Sungai Sodong.
”Pukul 21.00 WIB kita mulai melakukan aktivitas replanting. Hingga satu jam lebih, masih lancar. Kemudian 22.30 WIB ada mobil double cabin yang lewat dengan mematikan lampunya. Tak lama kemudian mobil tadi kembali bersama lima mobil lainnya,” ujarnya.
Karena merasa bahwa melakukan replanting ini adalah kewajiban perusahaan yang diamanahkan negara kepada PT SWA. Sehingga teamnya pun terus melakukan penebangan pohon sawit yang sudah tidak produktif tersebut.
”Pas mereka sampai, turun dari mobil mereka langsung menembaki kami. Dari suaranya sepertinya senjata mereka semua laras panjang. Suaranya benar-benar kencang semua," ucapnya.
Mobil itu datang dari arah Desa Sodong. Mobilnya ada yang Fortuner. Macam-macam mobilnya, double kabin semua. Satu mobil sekira 6 orang isinya.
Setelah penembakan yang mereka alami, mereka pun langsung lari seraya menyelamatkan alat berat yang mereka pakai untuk bekerja.
"Kita sudah mundur ke perumahan karyawan. Kita siaga, karena kami masih takut mereka akan datang menyerang. Sejauh ini belum ada korban. Hanya tiga orang team kita masih kita cari, namun dari komunikasi HT, mereka masih aman,” katanya. (*)