"Untuk faskes yang melayani PDP itu bisa melakukan pengobatan. Sedangkan faskes yang tidak melayani PDP itu hanya konseling. Konseling ini bertujuan memberikan sosialisasi tentang HIV/AIDS dan kemudian apabila ada pasien yang terkena HIV merujuk ke Faskes yang melayani PDP HIV/AIDS," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan skrining dengan mengecek pasien yang positif Tuberkulosis (TB) kita periksa HIV begitu pun sebaliknya.
"Biasanya kedua-keduanya ini saling keterkaitan. Namun "tidak jajan" itu biasanya TB saja," ucapnya.
Dalam pencegahan, Dinas Kesehatan OKU Timur melakukan fokus ke populasi kunci.
BACA JUGA:Amankan Pelaku Curas
Kemudian pihaknya juga turun ke lapangan seperti tempat-tempat lokallisasi atau menemui WPS, para waria, penguna napza melalui suntik, ibu hamil, pasien TBC.
Dimana ketika turun ke lapangan pihaknya melakukan pembinaan atau penyuluhan pada populasi kunci. Populasi kunci ini yakni tempat rawan dan berpotensi. Misalnya Tempat lokalisasi, para lelaki-laki suka laki-laki (LSL), ibu hamil, pasien TBC.
"Kita juga sering turun ke lokasi seperti di Kecamatan Belitang Madang Raya ada suatu tempat lokallisasi. Kita lakukan pendekatan kepada para pelaku penjajah seks dan kita berikan edukasi tentang HIV/AIDS dari awal sampai akhir. Terutama bagi yang terkena HIV/AIDS kita sampaikan jika hendak berobat itu harus kemana," jelasnya.
Kemudian diluar itu, Dinas Kesehatan OKU Timur juga melakukan edukasi ke ibu hamil. Serta sudah melakukan intervensi untuk penjagaan ibu hamil dengan deteksi dini.
"Kita cek dulu skrining yang melakukan Puskesmas. Ini merupakan kegiatan rutin dimana Puskesmas melakukan tripel eliminasi untuk mencegah tiga penyakit seperti HIV/AIDS," ucapnya.(*)