Oleh karena itu, kita tidak bisa hanya melihat danau ini sebagai pemandangan alam semata, tetapi juga sebagai bukti hidup akan kekuatan cerita untuk melestarikan sejarah dan mempertahankan akar budaya.
Dengan membawa cerita ini ke panggung nasional, Danau Ulak Lia mungkin akan menjadi lebih dari sekadar tujuan liburan.
Ia bisa menjadi jembatan untuk memahami dan menghargai keragaman sejarah dan budaya Indonesia, serta membangkitkan rasa ingin tahu untuk menjelajahi keindahan yang tersembunyi di berbagai pelosok negeri.
Sebuah cerita yang terus berkembang, mengajak kita untuk merenung, menghargai, dan merayakan kehidupan dan sejarah yang membentuk kita sebagai bangsa.
Untuk mencapai lokasi cukup mudah. Perjalanan bisa ditempuh dengan menyeberangi Sungai Musi selama lebih kurang 20 menit.
Penyeberangan ini menggunakan perahu ketek yang siap mengantar pengunjung kemana saja, dan jika menggunakan kendaraan pribadi, memakan waktu sekitar 15 menit.
Pada umumnya, Danau Ulak Lia ramai dikunjungi oleh siswa sekolah setelah melakukan ujian dan libur panjang.
Danau ini sendiri memiliki banyak biota laut didalamnya, seperti Ikan Lais, Ikan Patin, dan Ikan Seluang.
Bahkan apabila setelah hujan kondisi danau ini nampak makin fantastis, karena air hujan yang menghiasi dedaunan mengeluarkan cahaya-cahaya kecil yang semakin menambah keindahan di lokasi ini.
Keindahannya tidak hanya disitu saja, pada pagi hari, sunset akan tampak jelas dari pepohonan karet dan menyinari danau yang jernih ini. (*)