Rumah pendidikan ini menjadi sekolah binaan PT Sampoerna Agro dibawah Yayasan Literasi Petir Indonesia.
BACA JUGA:Sambut HUT RI ke-79, Sungai Lilin Expo 2024 Dipersiapkan
Kepala SMP Plus Literasi, Adi Saputro menuturkan, pada gelaran IMCS tahun ini Yidha bersaing dengan siswa-siswi terpilih dari berbagai negara.
Diantaranya berasal dari Singapura, India, Filipina, Cina, Hongkong, Taiwan, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Macau, Vietnam, Iran, Myanmar dan Australia.
"Ada 44 orang siswa dari berbagai sekolah di Indonesia. Yidha asal OKI satu-satunya mewakili pulau Sumatera," terang Adi.
Diceritakannya, sebelum diberangkatkan ke Singapura, Yidha menyingkirkan ribuan peserta lainnya asal Indonesia untuk diberangkatkan ke Singapura.
"Untuk kompetisi tingkat nasional dia (Yidha) sudah dua kali menjadi juara," terang Adi.
Adi Saputro memaparkan kiat-kiat sekolahnya mencetak juara matematika dunia.
"Jadi mulai kelas 8 (2 SMP) anak-anak diarahkan sesuai minatnya. Ada klub matematika, klub bahasa inggris, komputer, hingga penghafal Alqur'an. Kita bekerjasama dengan para ahli di Bandung, Kampung Inggris Pare Kediri untuk melatih anak-anak secara daring," papar dia.
Sekolah Swasta, Bayar Seikhlasnya Adi Saputra menceritakan sekolah plus literasi Pedamaran Timur didirikan atas kerjasama berbagai pihak, pemda, swasta serta masyarakat.
Lahan seluas 1,5 Ha yang jadi areal sekolah juga berasal dari hibah tanah desa.
"Mulai berdiri sejak 2021, selain dukungan pemerintah dan swasta juga dari masyarakat. Bahkan saat pembangunan dulu masyarakat urunan hasil panen sawit," jelas dia.
Saat ini sekolah tersebut mendidik 163 siswa, dengan 6 ruang belajar.
Orang tua siswa tidak dibebani dengan biaya SPP.
"Cukup 100 ribu, selebihnya seikhlas orangtua wali.Kami juga gratiskan untuk anak yatim dan tidak mampu," ujar dia.