Apalagi Agustus merupakan puncak kemarau dan juga September ini. Sehingga dengan cuaca panas itu untuk semak belukar menjadi kering dan mudah terbakar karena adanya fire spot.
"Kemarin karhutla terjadi Desa Simpang Tiga Kecamatan Tulung Selapan. Juga sebelumnya terjadi di Desa Kayu Labu, Kecamatan Pedamaran Timur. Termasuk ada di Kecamatan Sungai Menang," bebernya.
Dikatakan Nova, karhutla yang terjadi rata-rata lahan gambut sehingga terjadi beberapa hari. Terkadang 3 hari hingga lebih baru padam. Kemarin di Desa Simpang Tiga Kecamatan Tulung Selapan baru dilakukan mopping up oleh personel.
Masih kata Nova, karhutla yang terjadi pemadaman dilakukan personel gabungan. Yaitu petugas gabungan dari Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD, MPA dan masyarakat berjibaku memadamkan api.
"Usai dilakukan pemadaman langsung dilakukan pendinginan. Sama seperti di karhutla di Tulung Selapan dan Desa Rambai Kecamatan Pangkalan Lampam juga dilakukan pendinginan," jelas Nova.
Ditambahkan Nova, untuk lokasi karhutla yang terjadi ini merupakan jenis tanah gambut dan memang rawan terbakar di musim kemarau. Apabila sudah ada api akan menjalar sehingga meluas.
"Pemadaman oleh personel untuk sumber air yaitu kanal-kanal, dan dalam pemadaman sering terkendala," katanya.
Sambungnya, dalam hal pemadaman karhutla sering terkendala. Baik sumber air ataupun menuju lokasi karhutla atau medan menuju kepala api nya. Yaitu jarak yang bervariatif.
Terutama lahan gambut yang sulit dipadamkan dan lokasi atau kawasan yang jauh dari akses. (*)