KORANHARIANMUBA.COM - Hasil razia isedentil yang dilakukan pihak Lembaga Permasyarakatan Kelas II B Kayuagung mendapatkan handphone yang disimpan napi, kemarin, Senin 30 September 2024.
Kepala Lapas Kelas IIB Kayuagung, Jepri Ginting melalui Kepala Satuan Keamanan Lapas, Kgs Muhammad Alfareza mengungkapkan, handphone tersebut langsung diamankan sebagai barang bukti untuk nantinya dimusnahkan." Sudah kami masukkan dalam Register F,"terangnya.
Karena menyimpan handphone merupakan pelanggaran berat bagi napi sehingga mereka terancam bakal tidak mendapatkan remisi, CB PB hingga kunjungan dan lainnya.
Selain handphone ada juga ditemukan kabel charger, sendok dan hasil barang ini akan disita dan dimasukkan dalam register F untuk nantinya dimusnahkan.
BACA JUGA:Pemkot Pagaralam menuju Aset Lengkap, Pemetaan Dipercepat
BACA JUGA:Musim Hujan, Pedagang Sayur di Pasar Ngulak Terpaksa Turunkan Harga untuk Hindari Kerugian
Dalam kegiatan ini juga dilakukan tes urine secara random seluruh kamar dengan sampel 10 napi.
Hasilnya dari 10 napi yang menjalani tes urine hasilnya semua negatif. Artinya napi yang menjalani tes urine bebas dari penyalahgunaan narkoba.
Meski demikian kegiatan seperti ini akan terus dilakukan dan memastikan napi dan tahanan bebas dari penyalahgunaan narkoba.
Dalam rangka menjaga kesehatan warga binaan, dokter Lapas Kelas IIB Empat Lawang, dr. Alnesti Purnama Yunisa mengadakan pemeriksaan kesehatan rutin kepada warga binaan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen pihak Lapas untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada seluruh penghuni.
Dalam pemeriksaan tersebut, dr. Alnesti memeriksa berbagai aspek kesehatan warga binaan, termasuk pemeriksaan tekanan darah, gula darah dan lainnya.
"Kami juga menangani berbagai keluhan medis yang dilaporkan oleh warga binaan. Supaya warga binaan kesehatannya terjaga," kata dr. Alnesti.
Dengan pemeriksaan yang teliti, diharapkan setiap warga binaan mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatannya.
Pemeriksaan kesehatan ini diharapkan dapat membantu menjaga kondisi fisik warga binaan secara berkala, sehingga mereka dapat menjalani masa pelatihan dalam keadaan fisik yang sehat dan prima. (*)