Baca Koran harian Muba Online

Vokasi Muba Siap Magang ke Jepang: Pelatihan Intensif Bahasa, Budaya, dan Etika Sumpit

Vokasi Muba Siap Magang ke Jepang: Pelatihan Intensif Bahasa, Budaya, dan Etika Sumpit--

KORANHARIANMUBA.COM,- Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), tengah mengintensifkan program persiapan tenaga kerja lokal untuk bersaing di pasar global. 

Sebanyak 33 peserta pelatihan vokasi Bahasa Jepang dan Budaya Jepang saat ini menjalani sesi intensif di Aula UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Sekayu. 

Pelatihan ini adalah bagian krusial dari program magang ke Jepang, bertujuan membekali peserta dengan keterampilan teknis, kemampuan bahasa yang memadai, dan pemahaman budaya yang mendalam.

Tujuan dan Visi Program

Kepala Disnakertrans Muba, Herryandi Sinulingga AP, menegaskan bahwa BLK Sekayu adalah pusat pengembangan SDM unggul di Muba. 

BACA JUGA:Pemkab Muba Tuntaskan Sidang Isbat Nikah Terpadu di Dua Kecamatan, 50 Pasang Kini Miliki Legalitas Pernikahan

Program ini merupakan langkah nyata Pemkab Muba untuk meningkatkan kualitas SDM, memperluas kesempatan kerja, dan mengurangi angka pengangguran. 


--

Inisiatif ini selaras dengan visi dan misi Bupati Muba HM Toha Tohet dan Wakil Bupati Kyai Abdur Rohman Husen menuju Muba yang Maju Lebih Cepat dan Sejahtera melalui penciptaan generasi muda unggul. Herryandi menekankan bahwa kunci keberhasilan bukan hanya keterampilan kerja, tetapi juga adaptasi budaya.

Latihan Sumpit (O-hashi) dan Etika Makan

Dalam sesi budaya Jepang, para peserta mendapatkan pelatihan praktik mendalam mengenai etika dan tradisi makan Jepang, dengan fokus khusus pada penggunaan sumpit (Hashi atau O-hashi). 

Instruktur budaya, Sensei Zulfikar, membimbing langsung peserta untuk menguasai keterampilan ini. Sensei Zulfikar menjelaskan pentingnya mematuhi aturan (reigi) penggunaan sumpit, seperti:

BACA JUGA:Kabar Baik dari DPRD Muba: Ruas Kritis Puskesmas Sungai Lilin Masuk Prioritas Anggaran Perbaikan Jalan 2026

• Memegang sumpit dengan benar untuk menunjukkan kesopanan.

• Menghindari praktik terlarang seperti menusuk makanan (sashi-bashi) atau mengoper makanan dari sumpit ke sumpit (hiroi-bashi).

• Memahami penempatan sumpit saat istirahat makan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan