Baca Koran harian Muba Online

Rakor Inflasi Mendagri Soroti Kesenjangan Inflasi Daerah

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Alva Elan, S.ST., M.PSDA--

KORANHARIANMUBA.COM,- Rapat Koordinasi (Rakor) membahas langkah konkret pengendalian inflasi daerah tahun 2025 dan digelar secara virtual di Ruang Rapat Randik Kantor Sekretariat Pemda Muba, Selasa (04/11/2025).

Rakor yang dipimpin oleh Bupati Muba H.M. Toha Tohet, S.H diwakili Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Alva Elan, S.ST., M.PSDA., menyoroti kondisi inflasi nasional yang terkendali namun sangat bervariasi di tingkat daerah.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Kabag Perekonomian Muhammad Aswin, S.STP., MM, serta para perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Badan, dan Bagian Setda Muba.

Dalam rakor tersebut Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dalam arahannya menggarisbawahi bahwa inflasi tahunan Indonesia per Oktober 2025 berada di angka 2,86%. Pendorong utamanya adalah sektor pangan (Volatile Goods), khususnya komoditas Beras, Daging Ayam Ras, dan Cabai Rawit.

BACA JUGA:Gubernur Herman Deru dan Kajati Sumsel Perkuat Sinergi Bangun Daerah, Dorong Proyek Strategis Nasional

Meskipun angka nasional terkendali, Mendagri menekankan adanya disparitas signifikan di tingkat provinsi. Data menunjukkan 10 provinsi memiliki inflasi jauh di atas rata-rata—dengan Riau mencatat tertinggi 4,97%—sementara wilayah lain justru sangat rendah.

Mendagri memberikan peringatan keras agar Pemda segera mengidentifikasi dan mengendalikan komoditas pangan yang bergejolak di wilayah masing-masing untuk menjaga stabilitas harga.

Pada kesempatan yang sama Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar Widyasanti, memaparkan bahwa inflasi bulanan Indonesia pada Oktober 2025 tercatat sebesar 0,28 persen, yang merupakan angka tertinggi sejak 2021.

Peningkatan ini didorong oleh kenaikan pada seluruh komponen harga, di mana komponen Inti menjadi penyumbang andil terbesar (0,25%) utamanya dari Emas Perhiasan dan biaya pendidikan.

BACA JUGA:Bupati Toha Tegaskan Kinerja OPD Harus Ngebut: “Muba Harus Maju Lebih Cepat!”

Komoditas makanan penyumbang inflasi utama lainnya adalah Cabai Merah dan Telur Ayam Ras. Secara kewilayahan, 26 provinsi mengalami inflasi, dengan Banten (0,57%) mencatat inflasi tertinggi.

Sementara itu Kantor Staf Presiden melaporkan Hasil Pemantauan Harga Pangan Strategis per 31 Oktober 2025 didominasi oleh kondisi Waspada dan Tidak Aman dengan disparitas harga yang tinggi antar daerah.

Komoditas yang harganya jauh di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) dan berstatus TIDAK AMAN meliputi Minyakita (Rp17.900,00/liter) dan Jagung Tingkat Peternak (Rp6.740,00/kg).

Ironisnya, Ayam Ras Pedaging Hidup (Livebird) juga berstatus Tidak Aman karena harganya (Rp22.175,00/kg) terlalu lama di bawah HAP, yang mengindikasikan kerugian produsen. Kelompok cabai menunjukkan disparitas harga yang sangat tinggi, mencapai hampir 38% untuk Cabai Merah Keriting.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan