Ingat! Sebelum Liburan Nataru 2024, Ada Baiknya Lihat Info BMKG Terkini, Biar Healing Aman

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati saat lagi rapat bersama Menhub (foto bmkg)--

HARIANMUBA.BACAKORAN.CO – Liburan natal dan tahun baru (Nataru) 2024, tentu saja menjadi momentum paling pas untuk refreshing bahkan healing.

Selain membuang penat, bisa sekaligus menyusun resolusi untuk tahun akan datang.

Untuk itu, terkadang butuh destinasi wisata yang bisa menawarkan ketenangan disaat liburan nataru 2024.

Banyak destinasi wisata akan ramai pada Liburan Nataru 2024 karena meningkatnya arus pergerakan wisatawan.

Tapi, hendaknya sebelum refreshing atau healing Liburan Nataru 2024 bersama keluarga tercinta yang biasanya ke Pantai dan situasi alam hendaknya tetap waspada.

BACA JUGA:Catat Nih! Lokasi SPBU Modular di Rest Tol Indralaya-Prabumulih Sudah Beroperasi

Sebab BMKG meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama periode Lburan Natal 2023 dan Tahun Baru (Nataru) 2024.

Jangan sampai liburan natal dan tahun baru (nataru) 2024 berujung dengan duka atau musibah yang melanda.

Nah, kalau bisa hal itu jangan sampai terjadi, maka dari itu sebelum liburan Nataru 2024 ada baiknya dipikirkan lagi.

BACA JUGA:Teknologi SAOT, Pendeteksi Offside Semi Otomatis Dipakai Perhelatan Piala Asia 2023

Dikutip dari siaran pers BMKG, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama periode Liburan Natal 2023 dan Tahun Baru (nataru) 2024.

Menurutnya cuaca ekstrem tersebut merupakan dinamika atmosfer akibat posisi Indonesia yang diapit dua benua dan dua samudera.

"Waspadai untuk wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa dan Sumatera bagian selatan itu, setelah Natal hingga sampai setelah tahun baru, awal bulan,” katanya

“Lalu, potensi hujan lebat bisa sampai ekstrem dapat disertai angin kencang," ungkap Dwikorita usai rapat dengan Menteri Perhubungan Budi Karya dan Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Selasa 19 Desember 2023.

BACA JUGA:Hati-Hati Saat Melintas Diatas Jembatan Menuju Desa Ketapang II Kecamatan Rantau PanjangBACA JUGA:Enggak Bahaya Ta! Spanduk di Simpang 4 Rumah Pintar Terlepas

Dwikorita melanjutkan, bahwa potensi cuaca ekstrem juga perlu diperhatikan sebelum perayaan Natal, terutama di wilayah utara Indonesia, yang berbatasan dengan daerah khatulistiwa.

"Namun, sebelum Natal, perlu kewaspadaan di wilayah Indonesia bagian utara, terutama di Utara khatulistiwa, Sumatera Utara, Aceh, dan Kalimantan," tambahnya.

Selain cuaca ekstrem, Dwikorita juga menyebut bahwa selama musim Nataru ini, terdapat potensi gelombang tinggi di Samudera Hindia, Pasifik, dan Selat Sunda.

Dwikorita juga mengingatkan mengenai arus laut dan angin kencang.

Karenanya, Ia meminta kepada perusahaan pelayaran, angkutan penyeberangan, nelayan, dan masyarakat umumnya meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut.

"Masyarakat bisa mengakses informasi cuaca 24 jam penuh melalui aplikasi @infobmkg,” jelasnya

Silahkan akses informasi dari platform tersebut sebagai acuan dalam beraktivitas selama pekan Nataru.

“Disana juga terdapat informasi gempabumi dan lain sebagainya," imbuhnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan berdasarkan analisa BMKG, potensi cuaca ekstrem yang terjadi selama pekan nataru disebabkan oleh aktivitas pola tekanan rendah di Laut Cina Selatan.BACA JUGA:Pertahankan Predikat Zero Konflik, PJ Gubernur Sumatera Selatan Ajak Masyarakat Jaga Kerukunan

keberadaan pola tekanan rendah di sekitar Laut Cina Selatan secara tidak langsung turut membentuk pola pertemuan serta belokan angin dan menyebabkan terjadinya peningkatan awan hujan di sekitar Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Diterangkan Guswanto, daerah-daerah yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Papua, Sulawesi, dan Maluku.

Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem Nataru, BMKG telah menyediakan akses informasi cuaca terintegrasi jalur transportasi.

Secara khusus, BMKG menyediakan akses informasi di jalur pelayaran melalui situs INAWIS yang digunakan untuk melihat prakiraan cuaca beberapa hari sebelum kejadian gelombang tinggi.

BMKG sendiri mendirikan posko kesiapsiagaan dengan mengirim mobile radar cuaca dan alat observasi yang dipasang di pelabuhan Merak, Bakauheni dan Juanda.

Radar cuaca akan menyajikan informasi terbaru setiap 10 menit, sehingga akan menjadi dasar peringatan dini ketika cuaca buruk terjadi. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan