Banjir Besar Lumpuhkan Operasi Migas PHR Zona 1: Keselamatan dan Bantuan Kemanusiaan Jadi Prioritas Utama
Keselamatan dan Bantuan Kemanusiaan Jadi Prioritas Utama--
KORANHARIANMUBA.COM,- Bencana hidrometeorologi berupa banjir besar yang melanda Provinsi Aceh dan Sumatera Utara sejak akhir November 2025 telah menimbulkan dampak serius yang meluas, bahkan hingga mengganggu sektor industri energi.
Menyusul penetapan status tanggap darurat oleh pemerintah daerah setempat, kegiatan operasional Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 1 di sejumlah lapangan migas strategis ikut terpengaruh secara signifikan.
Meskipun produksi terganggu, manajemen PHR Zona 1 menegaskan bahwa fokus utama mereka adalah menjamin keselamatan pekerja dan masyarakat sekitar, sembari mengaktifkan upaya bantuan kemanusiaan.
Bencana yang dipicu curah hujan tinggi ini berimbas langsung pada tiga wilayah kerja migas penting di bawah koordinasi PHR Zona 1, yaitu PHE NSO Field, Pertamina EP Pangkalan Susu Field, dan Pertamina EP Rantau Field. General Manager PHR Zona 1, Hari Widodo, menjelaskan bahwa tim lapangan telah mengaktifkan langkah penanganan darurat sejak awal musibah.
Upaya ini mencakup evakuasi, pengamanan fasilitas penting, serta memberikan bantuan kepada warga yang terdampak, dilakukan melalui koordinasi erat dengan SKK Migas, BPBD, dan pemerintah daerah setempat.
"Kami terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan penanganan bencana berjalan optimal. Dukungan terhadap masyarakat akan terus diberikan hingga kondisi kembali normal,” ujar Hari Widodo, menekankan komitmen perusahaan di tengah situasi sulit.
Aksi cepat tanggap PHR Zona 1 diwujudkan melalui penyaluran bantuan logistik masif ke wilayah-wilayah yang paling parah terdampak, termasuk Lhokseumawe, Aceh Tamiang, dan Kabupaten Langkat.
Bantuan yang disalurkan meliputi bahan pangan pokok dalam jumlah besar (seperti beras, gula, mie instan, sarden, dan minyak goreng), air mineral, kebutuhan bayi (makanan dan popok), perlengkapan kesehatan, kebersihan, selimut, terpal, dan obat-obatan.
BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Angkat Prestasi Sumsel dengan Dua Penghargaan Bergengsi di PTBI 2025
Distribusi bantuan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan kondisi akses jalan yang sebagian besar terputus. Bahkan, perahu karet dan helikopter terpaksa dikerahkan untuk menjangkau lokasi-lokasi yang terisolasi.
Situasi di berbagai lapangan menunjukkan tantangan yang berbeda. Di Pangkalan Susu, antisipasi cepat telah dilakukan, termasuk evakuasi 187 warga ke Bukit Kunci serta perbaikan pagar beton di Main Gathering Station (MGS) untuk mitigasi risiko.
Namun, kondisi paling mengkhawatirkan terjadi di Aceh Tamiang, di mana genangan air mencapai ketinggian tiga meter dan merendam fasilitas produksi Pertamina EP Rantau, menyebabkan kegiatan produksi harus dihentikan sementara. Sementara itu, PHE NSO di Lhokseumawe juga bergerak cepat memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi.
Meskipun sebagian aktivitas produksi migas terpaksa terhenti, PHR Zona 1 memastikan bahwa seluruh tindakan pengamanan fasilitas dan karyawan telah dilakukan sesuai prosedur standar keselamatan tertinggi.