Dana BPHTB Pertamina Belum Cair, Pembayaran Proyek di Banyuasin Tersendat
Erwin Ibrahim Sekda Banyuasin (foto ist)--
KORANHARIANMUBA.COM – Dana miliaran rupiah dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB) terkait Hak Guna Bangunan Pertamina hingga kini belum juga cair. Kondisi ini memengaruhi kelancaran pembayaran proyek fisik kepada pihak ketiga, meskipun pengerjaan proyek tersebut telah mencapai 90 persen.
"Belum ada pembayaran," ungkap seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya, Rabu 27 November 2024.
Ia juga menambahkan bahwa jika dana BPHTB tidak segera turun, pembayaran proyek kemungkinan baru dapat dilakukan pada tahun 2025. "Bisa saja ini jadi hutang Pemda," tambahnya.
Padahal, proyek-proyek fisik tersebut sangat bergantung pada pencairan dana BPHTB untuk menyelesaikan pembayaran kepada kontraktor. Sayangnya, hingga akhir November ini, belum ada kepastian kapan dana tersebut akan cair.
BACA JUGA:Perintahkan ASN Dukung Program Pemerintah Berorientasi Kejsehateraan Masyarakat
BACA JUGA:Ini Perkiraan Besaran Upah Minimum Provinsi Sumsel Rp 3.681.571
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Banyuasin, Roni Utama, mengungkapkan bahwa dana BPHTB dari Pertamina masih dalam proses penyelesaian sertifikat di Badan Pertanahan Nasional (BPN).
"Belum cair, masih proses sertifikatnya," jelas Roni.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Daerah Banyuasin, Erwin Ibrahim. Ia menyebut bahwa proses tersebut kini berada di BPN Banyuasin dan BPN Sumatera Selatan.
"Sekarang proses ada di BPN Banyuasin dan BPN Sumsel," ujarnya.
Menurut informasi yang beredar, dana tersebut telah dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Induk Banyuasin 2024. Namun, hingga kini belum ada kepastian kapan dana tersebut akan turun karena prosesnya harus melalui tahap-tahap di tingkat pusat.
"Uangnya belum ada, tapi sudah dimasukkan ke APBD," beber sumber lainnya yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi ini jelas berdampak pada pihak ketiga yang menjadi pelaksana proyek fisik. Keterlambatan pembayaran berpotensi mengganggu operasional mereka, apalagi pengerjaan proyek sudah mendekati tahap akhir.
Salah satu kontraktor yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekhawatirannya.