Waspada! Ini Dia 10 Ciri-Ciri Kanker Serviks yang Sering Terlewatkan
Foto: dok/ist--
HARIANMUBA.BACAKORAN.CO – Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang menyerang leher rahim, organ yang menghubungkan rahim dengan vagina. Menurut data dari WHO, kanker serviks menempati urutan kedua sebagai jenis kanker yang paling sering menyerang wanita.
Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan, dan mengenali tanda-tanda awal kanker serviks adalah langkah pertama yang krusial. Berikut ini 10 ciri-ciri kanker serviks yang perlu diwaspadai:
1. Pendarahan di Luar Siklus Menstruasi
Salah satu gejala paling umum dari kanker serviks adalah pendarahan yang terjadi di luar siklus menstruasi. Pendarahan ini bisa terjadi setelah berhubungan seksual, di antara menstruasi, atau setelah menopause. Jika Anda mengalami pendarahan yang tidak wajar, segeralah konsultasikan ke dokter.
BACA JUGA:6 Cara Mengobati Luka Jatuh dari Motor yang Efektif dan Aman
BACA JUGA:Flek Cokelat Bikin Cemas? Tenang, Ini Penjelasannya!
2. Nyeri saat Berhubungan Seksual
Wanita dengan kanker serviks sering melaporkan rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual. Nyeri ini bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres di leher rahim. Meskipun rasa sakit saat berhubungan intim bisa disebabkan oleh berbagai hal, sebaiknya periksakan jika gejala ini terus berlanjut.
3. Keputihan yang Tidak Normal
Keputihan yang berlebihan, berbau tidak sedap, atau bercampur darah juga bisa menjadi indikasi kanker serviks. Perubahan pada keputihan yang signifikan, baik dalam warna, konsistensi, atau bau, harus menjadi tanda peringatan untuk memeriksakan diri ke dokter.
4. Rasa Tidak Nyaman di Panggul
Rasa sakit atau tidak nyaman di daerah panggul yang tidak berhubungan dengan menstruasi bisa menjadi ciri kanker serviks. Nyeri ini bisa terjadi secara terus-menerus atau hanya muncul sesekali, namun jika tidak kunjung hilang, penting untuk memeriksakan kondisi ini.
5. Sulit atau Nyeri saat Buang Air Kecil
Kanker serviks yang sudah menyebar ke jaringan sekitarnya bisa menyebabkan tekanan pada kandung kemih dan saluran kencing, sehingga menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil atau kesulitan dalam melakukannya. Gejala ini juga bisa disertai dengan infeksi saluran kemih yang berulang.