5 Ciri-Ciri Anak Broken Home yang Wajib Diketahui!
Ciri-ciri anak broken home. (Foto: Ilustrasi/pixabay.com)--
KORANHARIANMUBA.COM - Anak broken home sering kali mengalami tantangan emosional dan psikologis yang lebih kompleks dibandingkan dengan anak-anak yang tumbuh di keluarga yang utuh. Kondisi ini terjadi ketika keluarga mengalami perpecahan, baik karena perceraian, pertengkaran berkepanjangan, atau kondisi rumah tangga yang tidak harmonis. Anak-anak yang berasal dari keluarga broken home cenderung menunjukkan ciri-ciri tertentu yang mengarah pada perubahan perilaku, emosi, dan perkembangan mereka.
KORANHARIANMUBA.COM akan membahas 5 ciri-ciri anak broken home yang sering kali terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
1. Perubahan Emosi yang Tidak Stabil
Salah satu ciri utama anak broken home adalah perubahan emosi yang tidak stabil. Anak-anak ini sering mengalami fluktuasi perasaan, mulai dari sangat sedih, marah, hingga frustrasi. Mereka mungkin merasa bingung atau kesulitan mengungkapkan perasaan mereka karena perubahan besar yang terjadi di dalam keluarga. Akibatnya, mereka bisa menjadi lebih mudah tersinggung, murung, atau mengalami ledakan emosi yang tampak tidak proporsional dengan situasi yang ada.
BACA JUGA:Manfaat Utama Daun Kelor yang Penting Anda Ketahui
BACA JUGA:10 Manfaat Jeruk Nipis untuk Kesehatan: Rahasia Sehat Alami yang Wajib Anda Tahu
Perubahan emosi ini biasanya disebabkan oleh perasaan tidak aman atau ketidakpastian mengenai hubungan dengan orang tua mereka. Ketika rumah tidak lagi menjadi tempat yang aman dan stabil, anak-anak dapat merasa terombang-ambing, dan hal ini mempengaruhi kesejahteraan emosional mereka secara keseluruhan.
2. Penurunan Prestasi Akademik
Anak-anak dari keluarga broken home sering kali mengalami kesulitan dalam menjaga fokus dan konsentrasi di sekolah. Salah satu ciri yang paling umum adalah penurunan prestasi akademik. Ketegangan emosional di rumah dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada pelajaran. Anak-anak ini mungkin juga mengalami motivasi yang menurun untuk belajar karena merasa masalah keluarga lebih mendominasi pikiran mereka.
Dalam beberapa kasus, anak broken home mungkin juga menunjukkan perilaku membolos atau kehilangan minat terhadap kegiatan sekolah secara keseluruhan. Ini adalah bentuk pelarian dari masalah yang mereka hadapi di rumah. Guru dan pihak sekolah biasanya akan memperhatikan adanya penurunan performa yang signifikan pada anak-anak yang menghadapi situasi seperti ini.
3. Kesulitan dalam Menjalin Hubungan Sosial
Kesulitan dalam menjalin hubungan sosial juga merupakan ciri khas anak broken home. Ketidakstabilan di rumah dapat menyebabkan anak-anak menjadi canggung atau tidak nyaman dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka bisa merasa malu atau khawatir jika teman-temannya mengetahui tentang kondisi keluarga mereka. Akibatnya, mereka lebih cenderung menarik diri dan menghindari situasi sosial yang biasanya menyenangkan bagi anak-anak pada umumnya.
Selain itu, mereka mungkin juga mengalami kesulitan membangun kepercayaan dengan orang lain, terutama karena pengalaman buruk mereka dengan orang tua yang saling bertikai atau berpisah. Anak-anak ini bisa menjadi lebih tertutup dan enggan membuka diri kepada orang lain karena takut akan terluka atau dikecewakan.
4. Perilaku Memberontak