Ini Pemikiran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Usai Dilantik
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti (foto kemendikdasmen).--
JAKARTA, KORANHARIANMUBA.COM, - Nadiem Makarim resmi menjalani serah terima jabatan (Sertijab) dengan tiga menteri baru. Salah satunya dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti.
Acara tersebut dihelat pada Senin 21 Oktober 2024 di Gedung A Kemendikbudristek. Momen menarik terjadi saat Abdul Mu’ti menyampaikan sambutan.
Pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah 1968 ini mengaku memiliki kedekatan khusus dengan Nadiem Makarim. Abdul Mu’ti merasa antara dirinya dan Nadiem Makarim tidak ada jarak.
Abdul Mu’ti mengatakan Nadiem Makarim hadir pada saat acara pengukuhan dirinya menjadi Guru Besar UIN Syahid Jakarta.
BACA JUGA:Cegah Bahaya Narkoba dan Kenakalan Remaja, Babinsa Koramil 401-02 Babat Toman Lakukan Sosialisasi
Padahal, kenang Mas Mu’ti, saat itu sedang transisi Pandemi Covid-19.
“SK (guru besar) saya yang menandatangani itu Mas Nadiem. Yang menjadikan saya profesor adalah Mas Nadiem,” ujar Abdul Mu’ti.
Saat meluncurkan bukunya berjudul “Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan”, Sekretaris PP Muhammadiyah ini juga menyebut Nadiem sempat hadir dan turut menjadi salah satu pembicara.
Dosen UIN Syahid Jakarta ini juga merasa dekat dengan Nadiem lantaran sering membahas masalah-masalah pendidikan.
“Mas Nadiem tetap keep in touch dan jangan khawatir saya tetap jadi pelanggan setia Gojek,” candanya.
Untuk diketahui, Mas Mukti (begitu sapaan akrabnya) resmi dikukuhkan menjadi Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (2/9/2020).
Saat itu Mas Mukti menyampaikan, pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa. Baginya, pendidikan bukan hanya untuk mencetak generasi yang cerdas, tetapi juga generasi yang berkarakter, beretika, dan memiliki rasa tangung jawab terhadap kemanusiaan.
Pria yang menyelesaikan studi magisternya di Universitas Flinders Australia ini dalam kesempatan tersebut menyampaikan pemikirannya terkait pendidikan yang lebih progresif.