Komisioner Divisi Hukum Bawaslu Muratara, Farlin Ardian, menambahkan, meski sempat diwarnai kericuhan di luar ruangan, namun pelaksanaan debat Pilkada Muratara berlangsung lancar. Terkait kericuhan yang terjadi pihaknya mengaku akan kembali melakukan koordinasi dengan KPU Muratara.
BACA JUGA:Budisatrio Djiwandono Terpilih Sebagai Ketua Umum PP Perbasi 2024-2028, Siap Bawa Basket Indonesia
BACA JUGA:Cedera Ayase Ueda Jadi Keuntungan bagi Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
"Kita akan bahas bersama evaluasi debat kemarin bersama KPU," tukasnya.
Bawaslu Provinsi Sumsel juga sudah mendapat informasi dari Bawaslu Muratara terkait insiden kericuhan pada pelaksanaan debat pertama Pilkada Muratara. Informasinya, salah satu yang perlu dibenahi adalah pengaturan pembatas antara tim simpatisan.
“Bawaslu berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengusut tindak pidana yang mungkin terjadi, baik terkait pemilihan maupun tindak pidana umum,” kata Komisioner Bawaslu Sumsel, Ahmad Naafi SH MKn.
Menurutnya, kejadian ini memberi sinyal tegas kepada seluruh pihak terkait agar penanganan keamanan dan ketertiban lebih diprioritaskan dalam agenda debat berikutnya.
Dengan kejadian ini, pihak berwenang diharapkan dapat memperkuat pengamanan di sekitar lokasi debat.
Kemudian, menyediakan pembatas lebih tegas antarpendukung untuk menjaga kelancaran dan ketertiban. Dengan begitu diharapkan insiden serupa tak terulang, sehingga fokus publik tetap tertuju pada visi, misi, dan program kerja yang ditawarkan para calon demi kemajuan Muratara ke depan.
Keributan antarpendukung paslon ini juga pernah terjadi jelang penetapan nomor urut pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Muaratara 2024. Kejadiannya, Senin siang (23/9/2024). Dari video yang viral beredar, lokasinya di Kelurahan Muara Rupit, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara.
Terlihat dari video tersebut, sejumlah orang saling melontarkan kata-kata kasar. Bahkan beberapa di antaranya dorong-dorongan, seolah menantang berkelahi. Melibatkan pendukung dari 2 paslon yang berseberangan.
Kapolres Muratara AKBP Koko Arianto Wardhani SIK, sampai turun tangan memastikan kondisinya aman dan kondusif. "Semua pihak sudah berkomitmen untuk damai dan kondusif, harapan kita komitmen itu benar-benar dijaga," ucapnya kala itu.
Sebelumnya, pada Pemilu Legislatif (Pileg) 14 Februari 2024 lalu, keributan juga terjadi di Kabupaten Muratara. Bahkan salah satu anggota Komisioner KPU Muratara yang berdiri di atas mobil bak terbuka, jadi sasaran massa yang berdemo. Sempat dicekik dan hidungnya kena pukul.
Kejadiannya di depan Kantor Camat Karang Jaya. Massa merasa kesal karena tuntutannya agar dilakukan penghitungan ulang tidak mendapatkan solusi dari KPU Muratara. Sehingga mereka berdemo dan berujung ricuh.
Massa yang tergabung dari 3 desa, yakni Desa Embacang Ilir, Embacang Baru dan Embacang Lama, akhirnya menutup Jalinsum Muratara, Sabtu (17/2/2024). Mendesak penghitungan surat suara ulang di sejumlah TPS di tiga desa tersebut, terkait pemilihan anggota DPRD Muratara.
Massa melakukan pembakaran ban dan kayu di jalinsum Muratara. Anggota Brimob bersenjata lengkap diturunkan. Kapolda Sumsel kala itu, Irjen Pol A Rachmad Wibowo sampai harus turun langsung ke Kabupaten Muratara.