SANGA DESA, HARIANMUBA.BACAKORAN.CO – Kondisi air sungai yang mulai surut membuat stok ikan sungai seperti Ikan Gabus dan Ikan Baung mulai kembali tersedia di pasaran.
Hal ini tentu saja disambut baik oleh masyarakat dengan membeli ikan hasil tangkapan sungai tersebut dari para nelayan yang ada.
Permintaan ikan sungai pun terus meningkat, hal ini seperti yang diungkapkan oleh nelayan di Kelurahan Ngulak 1, yang menjadi pengemin anak sungai.
“Dalam satu minggu ini pesanan ikan sungai seperti Ikan Gabus, atau Ikan Baung yang masuk ke saya itu mencapai 50 Kg, dan mayoritas yang pesanan adalah masyarakat yang memang sudah rindu untuk menikmati rasa dari ikan sungai. Maklum saja, sudah hampir satu bulan ini stok ikan sungai minim di pasaran,” ungkap Sukri (40) salahsatu nelayan.
BACA JUGA:Masuk Pensiun, Kapolda Sumsel Lepas 82 Personel Polda Sumsel
BACA JUGA:Cegah Lakalantas, Sekolah Pinggir Jalan Dibangun Zona Selamat Sekolah
Menurutnya walaupun permintaan dari masyarakat cenderung meningkat namun hal tersebut belum mempengaruhi harga jual ikan sungai yang ada.
“Untuk harga jual sendiri belum ada perubahan misalnya saja untuk ikan gabus ukuran besar itu dijual dengan harga Rp 35 ribu perkilogram, sedangkan ikan gabus ukuran kecil hingga sedang itu tetap berada di angka Rp 25 ribu perkilogram. Kalau harga ikan baung saat ini yang ukuran sedang itu dijual dengan harga Rp 40 ribu, untuk yang berukuran besar itu Rp 60 ribu perkilogramnya. Untuk ikan sungai lain seperti ikan lais, ikan tapa, dan ikan sangarat itu masih berada di harga Rp 45 ribu perkilogram,” terangnya.
Sementara itu, untuk menanggulangi naiknya permintaan ikan sungai saat ini, para pengemin sungai yang saat ini tengah panen memilih untuk mengurangi terlebih dahulu jumlah tangkapan mereka yang akan di olah menjadi ikan salai maupun ikan asin.
“Karena saat ini yang beli ikan sedang banyak, jadi ikan hasil tangkapan saya lebih banyak langsung disalurkan ke pasar. Untuk produksi ikan salai maupun ikan asin sendiri masih tetap berjalan hanya saja porsinya sedikit dikurangi,” ujar Habibi (37) salahsatu pengelola sungai di Desa Terusan Kecamatan Sanga Desa. (*)