"Tidak akan seperti Cinde, revitalisasi ini saya masukkan ke dalam RPJPD, visinya Musi 2024, salah satunya revitalisasi ini, ini harus ditaati oleh pimpinan Palembang selanjutnya," jelasnya.
Revitalisasi harus dilanjutkan juga berkenaan dengan pembongkaran saluran air yang ditimbun oleh kios di sekitar gedung 16 Ilir.
"Akibat saluran air ditimbun, basemen 16 Ilir saat ini airnya merembes, banjir, dan banjir di jalanan akibat dari saluran ini juga, yang disalahkan pemerintah," ujarnya.
Tarif sewa dan relokasi pedagang pasar 16 Ilir
Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Palembang Jaya, A Rizal mengatakan pekan depan pihaknya akan memanggil para pedagang untuk berkoordinasi soal tarif sewa dan relokasi.
"Di gedung itu ada 1.050 petak lapak yang dimiliki oleh oleh 439 pedagang, akhir Agustus ini mulai eksekusi pengosongan gedung," katanya.
Pihak pengelola dan Perumda Pasar akan membuat 700 lapak di sekitar parkiran Jembatan Ampera yang akan ditempati sementara oleh para pedagang.
"Sesuai yang dibicarakan Pj Walikota, harusnya tidak ada lagi penolakan dari pedagang, semua dibongkar pedagang keluar, pembangunan dilanjutkan ditarget selesai 2 tahun," jelasnya.
Soal harga kios/lapak mulai Rp350 juta, pihaknya akan kembali berdiskusi dengan para pedagang menyepakati harga.
"Belum sepakat, kita diskusi lagi mungkin pekan depan," ujarnya.
Pasar 16 Ilir nantinya berganti nama menjadi The Haritage 16 Ilir, dengan konsep tradisional modern.
Dimana pedagang tetap seperti saat ini namun penataan dan fasilitasnya lebih modern, seperti tersedia lift, AC, lapak khusus penjual sayur dan ikan, juga cafe. (*)