KORANHARIANMUBA.COM - Setelah sempat ditarik dari peredaran demi menjaga stabilitas menjelang Pemilihan Presiden, film "Kupu-Kupu Kertas" akhirnya akan kembali tayang di bioskop seluruh Indonesia. Karya terbaru dari Denny Siregar Production yang bekerja sama dengan Maxima Pictures ini akan membawa penonton ke dalam kisah cinta yang rumit berlatar belakang sejarah kelam Indonesia, dengan mengusung genre thriller dan romansa.
Film ini telah menjadi perbincangan hangat di kalangan pencinta film tanah air karena keberaniannya mengangkat konflik antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Komunis Indonesia (PKI), sebuah tema yang jarang disentuh dalam dunia perfilman Indonesia. Sutradara Emil Heradi berusaha memberikan sudut pandang yang lebih manusiawi dari dua kubu ideologi yang bertentangan ini, dibalut dengan cerita cinta yang menyentuh hati.
Sinopsis: Cinta yang Tidak Mengenal Ideologi
Film "Kupu-Kupu Kertas" menceritakan tentang Ning (diperankan oleh Amanda Manopo), seorang gadis cantik yang dibesarkan dalam keluarga dengan latar belakang ideologi komunis. Ayahnya, Rekoso (diperankan oleh Iwa K), adalah seorang simpatisan dan tokoh penting dalam PKI. Hidupnya berubah saat ia bertemu dengan Ihsan (diperankan oleh Chicco Kurniawan), seorang pemuda dari keluarga yang sangat menjunjung tinggi ajaran NU.
BACA JUGA:Rekomendasi 5 Film Horor untuk Mengisi Waktu Kosong di Hari Minggu
BACA JUGA:5 Fakta Menarik Film Badarawuhi di Desa Penari yang Wajib Kamu Ketahui
Keduanya jatuh cinta tanpa mempedulikan latar belakang keluarga mereka. Namun, di tengah kebahagiaan yang mereka rasakan, ketegangan politik dan konflik ideologi semakin memuncak. Ketegangan ini memuncak saat terjadi serangan brutal pada malam kelam, di mana kakak Ihsan, Rasjid (diperankan oleh Samo Rafael), dibunuh oleh simpatisan PKI yang dipimpin oleh ayah Ning.
Peristiwa itu membuat situasi semakin sulit bagi Ning dan Ihsan. Mereka harus memutuskan apakah cinta mereka cukup kuat untuk bertahan di tengah kebencian dan kekerasan yang mengelilingi mereka. Ihsan berusaha melindungi Ning dengan mengajaknya melarikan diri dari amukan massa yang ingin membalas dendam atas pembunuhan kakaknya.
Namun, perjalanan mereka tidak mudah. Mereka terjebak di antara dua dunia yang penuh dengan konflik, dengan latar belakang sejarah yang memisahkan mereka semakin dalam. Penonton akan diajak mengikuti perjuangan cinta yang terjal dan sarat emosi, di mana pilihan-pilihan sulit harus dibuat demi cinta yang tak mengenal batas ideologi.
Adegan Dramatis dan Ketegangan Politik
Film ini tak hanya menawarkan kisah cinta yang mengharukan, tetapi juga dibumbui dengan adegan-adegan pertempuran dan ketegangan yang melibatkan dua kelompok besar: NU dan PKI. Adegan-adegan tersebut digarap dengan apik, menonjolkan konflik sosial yang terjadi pada era itu, dan menggambarkan bagaimana perbedaan ideologi bisa menghancurkan hubungan antarmanusia.
Tak hanya itu, film ini juga menampilkan pemeran-pemeran berbakat yang mampu menghadirkan emosi yang dalam pada setiap adegannya. Amanda Manopo dan Chicco Kurniawan berhasil menghidupkan karakter Ning dan Ihsan dengan chemistry yang kuat. Penonton dijamin akan ikut merasakan dilema yang dihadapi kedua tokoh utama dalam film ini.
BACA JUGA:Film Dokumenter Rossa Tayang di Malaysia dan Singapura
BACA JUGA:Film Cinderella's Curse Sedang Tayang di Indonesia, Begini Sinopsisnya
Selain itu, performa Iwa K sebagai Rekoso dan Reza Oktovian yang memerankan Busok, tangan kanan Rekoso, menjadi sorotan tersendiri. Karakter mereka memberikan nuansa gelap pada film ini, menambah lapisan kompleksitas dalam alur cerita yang sarat konflik.