Dari Egrang hingga Benteng, Ini 5 Permainan Tradisional yang Sudah Jarang Dimainkan
Nostalgia Permainan Tradisional di Musi Banyuasin yang Sudah Jarang Dimainkan.--
Seorang bertugas untuk menjaga batu-batu agar tidak selesai disusun kembali oleh kelompok penyerang, penjaga juga bertugas untuk menyerang kelompok penyerang dengan cara melemparkan bola sehingga mengenai kelompok penyerang.
Bila salah satu terkena lemparan bola sebelum keseluruhan batu-batu tersusun, maka permainan usai dan orang yang kena lemparan bola gantian menjadi penjaga. Sebaliknya bila semua batu tersusun oleh kelompok penyerang maka penjaga melanjutkan tugasnya.
2. Egrang (Kaki Setan)
Permainan tradisional egrang dilakukan dengan menggunakan bambu yang ukurannya lebih tinggi dibandingkan dengan pemainnya. Bambu akan dibentuk menyerupai tangga dengan hanya menggunakan satu kaki saja.
Terdapat sepasang egrang yang nantinya akan digunakan oleh pemain. Pemain akan menempatkan posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tubuhnya. Dalam permainan egrang, pemain harus dapat menjaga keseimbangan dengan sebaik mungkin.
Pemain akan menaikkan kakinya ke atas satu tangga egrang dan kemudian akan berjalan. Pemain akan naik di atas bambu dengan tangan berpegangan pada ujung bambu bagian atas. Lalu, pemain egrang akan berjalan dan berlomba dengan pemain lainnya. Siapa yang tercepat, dialah yang menang.
BACA JUGA:Walikota Palembang A Damenta Hadiri Rakornas di Bogor, Bahas Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045
BACA JUGA:Sekda Edward Candra Harapkan Prestasi Maksimal Kontingen Sumsel di Pra-POPNAS 2024
Permainan tradisional egrang juga merupakan salah satu permainan tradisional yang membuat anak menjadi lebih kreatif. Anak bisa kreatif dalam menentukan laju permainan egrang. Selain itu, permainan ini akan membuat keseimbangan tubuh anak menjadi lebih terjaga. Permainan egrang juga akan menumbuhkan keceriaan bagi setiap pemain yang memainkannya.
3. Cak Engkleng (Sekebrak atau Keceprak)
Cak Engkleng adalah permainan yang dimainkan di atas bidang permaian berupa gambar 8 buah kotak dan satu gambar gunung.
Gambar itu dibuat di lantai, jalanan, tanah lapang, dan tempat datar lainnya. Gambar dibuat dengan kapur tulis, arang, atau dengan kayu bila dibuat di tanah.
Permainan ini bisa dimainkan sendiri atau bersama pemain lainnya. Untuk mengundi urutan pemain, dilakukan hompipa atau suit.
Untuk main engklek, pemain harus memiliki sebuah Oncak atau Buah. Biasanya berupa potongan genteng atau batu yang pipih.
Oncak itu dilemparkan ke kotak pertama. Lalu pemain melompat-lompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotak lain secara berurutan, kecuali kotak tempat Oncak. Lalu pemain kembali ke tempat asal tetap dengan cara melompat dengan satu kaki, sambil mengambil Oncak.