Astaga! Warga Temukan Ketua RT Tidak Bernyawa, Alami 9 Tusukan

Reporter: Boim |

Editor: Imran |

Minggu , 02 Feb 2025 - 19:54

Petugas Melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara Terhadap Jasad Korban dalam kondisi berlumuran darah (foto ist)--

KORANHARIANMUBA.COM - Warga Desa Gunung Meraksa, Kecamatan Lubukbatang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, digegerkan oleh penemuan mayat seorang pria yang diketahui bernama Wawansyah (52), Ketua RT setempat.

Korban ditemukan tewas dengan sembilan luka tusukan di tubuhnya pada Sabtu 1 Februari 2025 sekitar pukul 08.30 WIB.

Mayat korban ditemukan tergeletak di dekat Jembatan Kuning, Desa Gunung Meraksa, dalam keadaan tertelungkup dan bersimbah darah.

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, terdapat tujuh tusukan di bagian belakang tubuh korban, satu tusukan di tangan kiri, dan satu tusukan di lengan kanan.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa korban kemungkinan besar diserang secara tiba-tiba dari belakang.

Menurut saksi mata, korban terakhir kali terlihat pada Jumat malam (31/1/2025) dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda memiliki masalah atau perselisihan dengan siapa pun.

Pagi harinya, warga yang melintas di sekitar Jembatan Kuning menemukan tubuh korban dalam kondisi tak bernyawa.

Warga yang pertama kali menemukan korban segera berusaha memastikan apakah korban masih bernapas dengan membalikkan tubuhnya.

Namun, tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Sepeda motor milik korban, jenis Vega berwarna biru, ditemukan roboh di pinggir jalan tidak jauh dari lokasi kejadian.

Di leher korban masih tergantung tas kecil, sementara tubuhnya mengenakan celana jeans biru muda dan kaos lengan panjang warna biru navy.

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini.

astaga! warga temukan ketua rt tidak bernyawa, alami 9 tusukan                             koranharianmuba.com - warga desa gunung meraksa, kecamatan lubukbatang, kabupaten ogan komering ulu (oku), sumatera selatan, digegerkan oleh penemuan mayat seorang pria yang diketahui bernama wawansyah (52), ketua rt setempat.
korban ditemukan tewas dengan sembilan luka tusukan di tubuhnya pada sabtu 1 februari 2025 sekitar pukul 08.30 wib.
mayat korban ditemukan tergeletak di dekat jembatan kuning, desa gunung meraksa, dalam keadaan tertelungkup dan bersimbah darah.
berdasarkan hasil pemeriksaan awal, terdapat tujuh tusukan di bagian belakang tubuh korban, satu tusukan di tangan kiri, dan satu tusukan di lengan kanan.
baca juga:tetapkan status siaga bencana hidrometeorologi 
baca juga:budisatrio djiwandono resmi nahkodai perbasi, siap bawa basket indonesia ke level baru 
kondisi ini mengindikasikan bahwa korban kemungkinan besar diserang secara tiba-tiba dari belakang.
menurut saksi mata, korban terakhir kali terlihat pada jumat malam (31/1/2025) dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda memiliki masalah atau perselisihan dengan siapa pun.
pagi harinya, warga yang melintas di sekitar jembatan kuning menemukan tubuh korban dalam kondisi tak bernyawa.
warga yang pertama kali menemukan korban segera berusaha memastikan apakah korban masih bernapas dengan membalikkan tubuhnya.
namun, tidak ada tanda-tanda kehidupan.
sepeda motor milik korban, jenis vega berwarna biru, ditemukan roboh di pinggir jalan tidak jauh dari lokasi kejadian.
di leher korban masih tergantung tas kecil, sementara tubuhnya mengenakan celana jeans biru muda dan kaos lengan panjang warna biru navy.
hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini.
kapolsek lubuk batang, akp haryanto, menyatakan bahwa belum ada indikasi pasti mengenai motif di balik pembunuhan tersebut.
“barang-barang milik korban, termasuk sepeda motor dan tas kecilnya, masih berada di tempat kejadian. ini mengindikasikan bahwa pembunuhan ini bukan bermotif perampokan. kami masih mendalami motif lain yang mungkin menjadi penyebabnya,” ujar akp haryanto.
pihak kepolisian juga telah meminta keterangan dari beberapa warga sekitar yang mungkin mengetahui keberadaan korban sebelum kejadian.
beberapa saksi menyatakan bahwa korban tidak memiliki musuh atau permasalahan yang terlihat sebelum kejadian. 
namun, polisi tidak menutup kemungkinan adanya konflik yang belum terungkap.
penemuan jenazah ketua rt ini menimbulkan kepanikan dan ketakutan di kalangan warga setempat.
mereka berharap pihak kepolisian dapat segera mengungkap pelaku serta motif di balik pembunuhan ini.
“kami sangat terkejut dan takut setelah kejadian ini. pak wawansyah dikenal sebagai sosok yang baik dan dekat dengan warga. kami berharap pelaku segera ditangkap,” ujar seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
selain itu, sejumlah warga mendesak pihak berwenang untuk meningkatkan patroli keamanan, terutama pada malam hari, guna menghindari kejadian serupa di masa mendatang.
setelah melakukan olah tkp dan visum luar, jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga di rumah duka di desa gunung meraksa untuk dimakamkan.
baca juga:pj gubernur elen setiadi pimpin fgd refleksi pembangunan ekonomi dan strategi akselerasi sumsel ke depan
“kami masih terus melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti serta keterangan saksi. kami juga akan mengecek rekaman cctv di sekitar lokasi untuk melihat apakah ada petunjuk yang bisa membantu mengungkap kasus ini,” lanjut akp haryanto.
selain itu, polisi juga akan melakukan pemeriksaan forensik lebih lanjut untuk memastikan kronologi kejadian dan kemungkinan adanya sidik jari atau bukti lainnya yang bisa mengarah pada pelaku.
hingga saat ini, misteri di balik pembunuhan sadis ketua rt wawansyah masih menyisakan tanda tanya besar bagi warga desa gunung meraksa dan pihak berwenang.
dengan adanya sembilan luka tusukan di tubuh korban, dugaan kuat mengarah pada aksi pembunuhan yang direncanakan dengan baik.
namun, tanpa adanya barang yang hilang dari korban, motif perampokan sepertinya dapat dikesampingkan.
pihak kepolisian masih terus bekerja keras untuk mengungkap pelaku dan motif di balik pembunuhan ini.
warga setempat berharap agar keadilan dapat segera ditegakkan, serta pelaku bisa ditangkap dan dihukum sesuai hukum yang berlaku. (*)