Ini Definisi, Hukum, Macam, Dalil, dan Keutamaan Sedekah

Sedekah, Ini Dalil dan Hukumnya (Foto Boim)--
KORANHARIANMUBA.COM,- Sekiranya setiap muslim sadar betul tentang keutamaan sedekah, barangkali saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan akan berkurang drastis.
Sebab, sedekah itu, baik yang hukumnya wajib atau pun sunnah, adalah solusi syariat Islam dalam mengentaskan kemiskinan.
Dengan bersedekah, harta yang berputar di masyarakat akan tersebar secara merata. Tidak dominan tertimbun pada orang-orang tertentu saja.
BACA JUGA:28 Februari 2025 Kemenag Gelar Sidang Isbat Awal Ramadhan 1446 H
Tapi memang faktanya demikian. Ketika seseorang dimotivasi untuk sedekah dan infaq, kekhawatiran pertama yang muncul adalah berkurangnya harta dalam genggaman. Takut kalau justru jadi miskin.
Apakah benar demikian? Tentu tidak.
Pemahaman bahwa sedekah itu akan menjadikan harta berkurang adalah pemahaman yang keliru. Kekeliruan pemahaman seperti ini telah dibantah langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melalui sabdanya,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta.” (HR. Muslim No. 2588)
Ini adalah salah satu contoh pemahaman yang keliru tentang sedekah.
Berangkat dari fenomena tersebut, tulisan ini mencoba untuk menata kembali pemahaman yang benar terkait dengan sedekah; mulai dari definisi sedekah, hukum sedekah, macam-macam sedekah, dalil tentang sedekah, hingga keutamaan sedekah yang begitu luar biasa.
BACA JUGA:Kemenag Siapkan 200 Naskah Khotbah di Aplikasi Pusaka
Definisi Sedekah
Sedekah secara bahasa artinya sesuatu yang diberikan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala (taqarub), bukan dalam rangka mencari kehormatan. (Al-Mu’jam al-Wasith pada kata shadaqa)
Sedekah secara istilah artinya pemberian dengan tujuan mengharap pahala dari Allah subhanahu wata’ala.
Imam al-Asfahani menjelaskan,
اَلصَّدَقَةُ مَا يُخْرِجُهُ الْإِنْسَانُ مِنْ مَالِهِ عَلَى وَجْهِ الْقُرْبَةِ، كَالزَّكَاةِ، لَكِنْ الصَّدَقَةُ فِي الْأَصْلِ تُقَالُ لِلْمُتَطَوَّعِ بِهِ، وَالزَّكَاةَ لِلْوَاجِبِ، وَقَدْ يُسَمَّى الْوَاجِبُ صَدَقَةً إِذَا تَحَرَّى صَاحِبُهَا الصَّدَقَ فِي فِعْلِهِ
“Sedekah adalah harta yang dikeluarkan seseorang demi mendekatkan diri kepada Allah semisal zakat. Namun istilah sedekah pada asalnya digunakan untuk pemberian yang sifatnya tambahan (tathawwu’), sedangkan istilah zakat digunakan untuk pemberian yang sifatnya wajib. Tapi terkadang pemberian yang wajib itu disebut juga dengan sedekah jika pelakunya berusaha keras dalam melakukannya.” (Mufradat Alfazh al-Quran, Imam Al-Asfahani, 480)
Hukum Sedekah
Secara umum, hukum sedekah adalah sunnah. Banyak sekali ayat al-Quran dan hadits Nabi yang menyatakan anjuran kepada setiap hamba Allah subhanahu wata’ala untuk bersedekah.
Imam an-Nawawi menjelaskan, sedekah itu hukumnya mustahab (dianjurkan). Pada bulan Ramadhan lebih ditekankan lagi anjurannya. Begitu juga pada hal-hal yang penting, ketika terjadi gerhana, ketika sedang sakit, ketika sedang safar, ketika sedang berada di Mekah atau Madinah, ketika sedang berperang, ketika sedang Haji, ketika berada di waktu-waktu yang utama seperti sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah, hari raya Id, dan semisalnya. Itulah yang disebutkan oleh al-Bahuti dan ulama fikih lainnya. (Raudhah ath-Thalibin, Imam an-Nawawi, 2/341; Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 3/82; Kasyaful Qina’, 2/295)
Macam-macam Sedekah
Dalam kitab Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah disebutkan macam-macam sedekah.
Pertama, sedekah yang diwajibkan pada harta seseorang. Contoh sedekah pada harta adalah zakat Mal.
Kedua, sedekah badan, yakni sedekah untuk mensucikan badan dari kotoran (dosa) dan syubhat. Contoh sedekah badan adalah zakat Fitri.
Ketiga, sedekah yang diwajibkan pada diri sendiri tersebab keinginannya sendiri. Contoh sedekah ini adalah sedekah yang wajib dalam rangka nazar.
Keempat, sedekah yang diwajibkan sebagai pemenuhan terhadap hak Allah subhanahu wata’ala. contoh sedekah ini adalah fidyah dan kafarat.
Kelima, sedekah tathawwu’. Yakni sedekah tambahan. Hukumnya sunnah karena hanya amalan tambahan. Dan sedekah jenis inilah yang menjadi tujuan pembahasan global dalam tulisan ini.
Dalil Tentang Sedekah
Ada banyak sekali ayat dan hadits yang menyebutkan dalil tentang sedekah. Berikut ini penulis sebutkan sebagiannya.
Ayat Sedekah
Ayat sedekah yang pertama, firman Allah subhanahu wata’ala,
مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗوَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
“Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)
Ayat sedekah kedua, firman Allah subhanahu wata’ala,
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَقْرِضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًاۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۙهُوَ خَيْرًا وَّاَعْظَمَ اَجْرًاۗ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.” (QS. Al-Muzzammil: 20)
Hadits Sedekah
Hadits sedekah pertama, Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan, Suatu ketika Abu Dahdah mengunjungi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan ia berkata,
يَا نَبِيَّ اللَّهِ، أَلَا أَرَى رَبَّنَا يَسْتَقْرِضُ مِمَّا أَعْطَانَا لأَنْفُسِنَا، وَلِي أَرْضَانِ: أَرْضٌ بِالْعَالِيَةِ وَأَرْضٌ بِالسَّافِلَةِ، وَقَدْ جَعَلْتُ خَيْرَهُمَا صَدَقَةً.
“Wahai Nabiyullah, tidakkah Rabb kita menampakkan pinjaman yang kami berikan untuk diri kami sendiri. Saya memiliki dua kebun; kebun di atas dan kebun di bawah. Dan yang terbaik dari kebun itu telah aku sedekahkan.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كَمْ عِذْقٍ مُذَلَّلٍ لأَبِي الدَّحْدَاحِ فِي الْجَنَّةِ
“Berapa banyak batang pohon yang tergantung di Jannah yang akan diberikan untuk Abu Dahdah?” (Ahkam al-Quran, Ibnu al-‘Arabi, 1/308)
Hadits sedekah kedua, dari Abu Said al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَيُّمَا مُؤْمِنٍ أَطْعَمَ مُؤْمِنًا عَلَى جُوعٍ أَطْعَمَهُ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ ثِمَارِ الجَنَّةِ، وَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ سَقَى مُؤْمِنًا عَلَى ظَمَإٍ سَقَاهُ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنَ الرَّحِيقِ المَخْتُومِ، وَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ كَسَا مُؤْمِنًا عَلَى عُرْيٍ كَسَاهُ اللَّهُ مِنْ خُضْرِ الجَنَّةِ
“Siapa pun orang mukmin yang memberi makan mukmin lain saat lapar, Allah akan memberinya makan dari buah surga, siapa pun mukmin yang memberi minum mukmin lain saat dahaga, Allah akan memberinya minum pada hari kiamat dengan minuman yang penghabisannya adalah beraroma wangi kesturi, siapa pun mukmin yang memberi pakaian mukmin lain saat telanjang, Allah akan memberi pakaian dari sutera surga.” (HR. At-Tirmizi No. 2449)
21 Keutamaan Sedekah
Banyak sekali keutamaan sedekah. Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani dalam kitab Shadaqah ath-Thathawwu’ fil al-Islam menyebutkan 21 keutamaan sedekah.
Sedekah sangat bermanfaat untuk menyempurnakan dan menggenapi kekurangan pada zakat wajib.
Keutamaan sedekah yang pertama, sedekah berfungsi untuk menyempurnakan dan menggenapi kekurangan pada zakat fardhu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ كَانَ أَتَمَّهَا كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ أَتَمَّهَا قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَتُكْمِلُونَ بِهَا فَرِيضَتَهُ، ثُمَّ الزَّكَاةُ كَذَلِكَ، ثُمَّ تُؤْخَذُ الْأَعْمَالُ عَلَى حِسَابِ ذَلِكَ
“Amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada Hari Kiamat adalah shalatnya. Jika dia mendirikannya secara sempurna, maka ditulis secara sempurna. Jika tidak, Allah azza wajalla berfirman: ‘Lihatlah kalian, apakah kalian mendapatkan amalan sunnah pada hamba-Ku sehingga bisa menyempurnakan shalat wajibnya?” (HR. Ahmad No. 16949. Sanad hadits ini shahih)
Sedekah memadamkan kesalahan dan menghapusnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersaabda,
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ
“Dan sedekah akan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api.” (HR. At-Tirmizi No. 613; HR. Ahmad No. 15284)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يَذْهَبُ الْجَلِيدُ عَلَى الصَّفَا
“Sedekah itu dapat memadamkan kesalahan, sebagaimana sebongkah es yang meleleh di atas batu karang.” (HR. Ibnu Hibban No. 5567. Hadits shahih)
Dalam hadits Hudzaifah disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ، تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ، وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ
“Fitnah seseorang di keluarganya, hartanya, dan anaknya serta tetangganya bisa terhapus oleh shalat, sedekah, dan amar makruf nahi mungkar.” (HR. Al-Bukhari No. 1435; HR. Ibnu Majah No. 3955)
Sedekah menjadi sebab masuk jannah dan terbebas dari neraka.
Keutamaan sedekah berikutnya, sedekah dapat menjadi sebab masuk Jannah dan terbeebas dari neraka.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
جَاءَتْنِي مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا، فَأَطْعَمْتُهَا ثَلَاثَ تَمَرَاتٍ، فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً، وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا، فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا، فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ، الَّتِي كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا، فَأَعْجَبَنِي شَأْنُهَا، فَذَكَرْتُ الَّذِي صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ، أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ
“Telah datang kepadaku seorang wanita miskin yang membawa dua anak perempuan, lalu saya memberinya makan dengan tiga buah kurma, wanita tersebut memberikan kurmanya satu persatu kepada kedua anaknya, kemudian wanita tersebut mengangkat satu kurma ke mulutnya untuk dia makan. Tapi, kedua anaknya meminta kurma tersebut, akhirnya dia pun memberikan (kurma) yang ingin ia makan kepada anaknya dengan membelahnya menjadi dua. Saya sangat kagum dengan kepribadiannya. Lalu saya menceritakan apa yang diperbuat oleh wanita tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka beliau bersabda: ‘Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadanya untuk masuk surga atau membebaskannya dari neraka.’” (HR. Muslim No. 2630)
Sedekah dapat memasukkan seseorang ke Jannah meski hanya dengan sebutir kurma.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
دَخَلَتِ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا تَسْأَلُ، فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ، فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا، فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا، وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا، ثُمَّ قَامَتْ، فَخَرَجَتْ، فَدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا، فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ: مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ
“Telah datang seorang wanita bersama dua putrinya menemuiku untuk meminta sesuatu namun aku tidak mempunyai apa-apa selain sebutir kurma lalu aku berikan kepadanya. Lalu wanita itu membagi kurma itu menjadi dua bagian yang diberikannya untuk kedua putrinya sedangkan dia tidak memakan sedikit pun. Lalu wanita itu berdiri untuk segera pergi. Saat itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang kepada kami, lalu aku kabarkan masalah itu, maka Beliau bersabda: ‘Siapa yang memberikan sesuatu kepada anak-anak ini, maka mereka akan menjadi pelindung dari api neraka baginya’.” (HR. Al-Bukhari No. 1418) (*)