Waspada, Ini Ciri-ciri Modus Penipuan Fake BTS

Terus tingkatan kewaspadaan --

KORANHARIANMUBA.COM, - Disaat sekarang ini aksi penipuan semakin marak, untuk mencegah jangan sampai Masyarakat mudah tertipu,

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengingatkan  kewaspadaan terhadap modus digital yang semakin canggih, salah satunya Fake BTS. 

Wakil Kepala BSSN, Komjen Pol Albertus Rachmad Wibowo, mengungkapkan  pelaku penipuan menggunakan teknik masking atau penyamaran dengan nomor dan domain yang tampak valid. 

Hal ini membuat korban tidak menyadari bahwa mereka sedang menjadi target penipuan yang bisa menguras isi rekening mereka.

"Karena mereka menggunakan nomor HP dan domain yang tampak valid, banyak orang yang lengah dan langsung percaya," ujar Albertus dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

BACA JUGA:Ini Ada Bukaan Lowongan Kerja di PT Freeport Indonesian, Buruan !

BACA JUGA:Buruan, Masih Terbuka Lowongan Kerja di Bulan Ini, Perusahaan Ternama Loh.

Menurutnya, modus ini sangat berbahaya karena mampu mengelabui korban dengan cara yang sangat halus. 

Oleh karena itu, BSSN menekankan pentingnya prinsip think before click atau berpikir sebelum mengklik tautan yang diterima dari sumber yang tidak dikenal.

Mengenali Modus Fake BTS

Salah satu cara pelaku menipu adalah dengan mengirimkan tautan atau URL yang terlihat seperti milik lembaga resmi, tetapi sebenarnya telah dimodifikasi. 

Albertus mencontohkan, jika sebuah bank memiliki domain resmi "KLM," pelaku bisa menambahkan huruf atau angka sehingga menjadi "KLMI."

Karena perbedaan yang sangat kecil, banyak orang tidak menyadari dan langsung mengklik tautan tersebut.

Ketika tautan diklik, korban akan diarahkan ke situs palsu yang menyerupai situs resmi bank. Di sini, mereka akan diminta untuk memasukkan data pribadi seperti username, password, hingga informasi kartu kredit atau ATM. 

Setelah data tersebut masuk ke sistem penipu, akun korban pun dalam bahaya.

Ciri-Ciri Penipuan : Terlalu Bagus untuk Jadi Kenyataan

Selain melalui tautan palsu, pelaku sering kali menawarkan iming-iming hadiah atau promosi yang tampak menggiurkan, misalnya ribuan poin loyalitas yang bisa ditukar dengan uang tunai. 

Korban yang tergiur akan mengikuti instruksi lebih lanjut dan tanpa sadar memberikan kredensial mereka kepada pelaku kejahatan siber.

"Biasanya mereka menjanjikan sesuatu yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Ini adalah salah satu trik klasik dalam  modus penipuan digital," jelas Albertus.

Setelah korban memasukkan data pribadinya, pelaku akan meminta informasi sensitif lainnya, seperti nomor ATM atau kartu kredit beserta tiga digit kode di belakangnya. 

Dengan informasi tersebut, pelaku bisa mengakses dan menyalahgunakan rekening korban.

"Saat data itu sudah dikuasai oleh pelaku, mereka bisa menggunakan kartu korban untuk transaksi ilegal," tambahnya.

Tips Menghindari Penipuan :

BSSN memberikan beberapa langkah sederhana agar masyarakat tidak menjadi korban. 

1. Periksa keaslian tautan atau URL

Jangan klik sembarang link, terutama jika terlihat mencurigakan atau mengandung kesalahan kecil dalam ejaan.

2. Hati-hati dengan tawaran yang terlalu menggiurkan

Jika sebuah promo atau hadiah terdengar terlalu bagus untuk jadi kenyataan, kemungkinan besar itu adalah jebakan.

3. Gunakan autentikasi dua faktor (2FA)

Dengan fitur ini, meskipun akun atau data dicuri, pelaku tetap akan kesulitan mengakses rekening atau akun digital korban.

4. Jangan pernah membagikan kode OTP atau CVV kartu

Pihak bank atau lembaga resmi tidak akan pernah meminta informasi ini.

5. Laporkan ke pihak berwenang jika mencurigai penipuan

Jika menerima pesan mencurigakan, segera laporkan ke BSSN atau bank terkait.

Menjelang Idulfitri, di mana aktivitas transaksi digital meningkat, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dan selalu memastikan bahwa setiap pesan yang diterima berasal dari sumber yang sah. 

Kejahatan siber terus berkembang, tetapi dengan kewaspadaan, kita bisa melindungi diri dari ancaman digital ini.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan