Menggali Potensi Jarak Pagar, Dari Obat Tradisional hingga Biodiesel Ramah Lingkungan

--
KORANHARIANMUBA.COM- Di tengah tantangan krisis energi, degradasi lingkungan, dan kebutuhan masyarakat akan solusi alami, tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) kembali mencuri perhatian.
Tanaman yang dahulu hanya dijadikan pagar hidup ini ternyata menyimpan potensi luar biasa sebagai sumber energi terbarukan, obat tradisional, hingga solusi pertanian ramah lingkungan.
Jarak pagar adalah tanaman perdu berkayu yang mampu tumbuh di daerah panas dan lahan kering. Ia tumbuh hingga 3–8 meter, memiliki daun berbentuk jantung, serta menghasilkan buah kapsul berisi tiga biji hitam besar yang kaya minyak.
--
Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan tersebar luas ke Asia dan Afrika sejak abad ke-16, termasuk ke Indonesia, yang menjadikannya sebagai tanaman pagar maupun tanaman pelindung lahan.
BACA JUGA:Ini Penjelasan dan Sulusi Adanya Kendala Percetakan Kartu Ujian PPPK Tahap 2
BACA JUGA: Infrastruktur Penghubung Antar Desa di Sungai Lilin Ditingkatkan Melalui Alokasi Dana Sawit
Biji jarak pagar mengandung minyak nabati dalam jumlah besar, sekitar 30–40% dari berat kering bijinya. Minyak ini sangat potensial diolah menjadi biodiesel berkualitas tinggi.
Selain itu, bagian lain dari tanaman seperti daun, batang, dan getahnya mengandung senyawa aktif yang digunakan dalam pengobatan tradisional, serta memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi.
Beragam Manfaat Jarak Pagar
1. Biodiesel Ramah Lingkungan
Minyak jarak dapat diolah menjadi bahan bakar nabati (biodiesel) dengan kualitas mendekati solar. Keunggulannya antara lain:
- Kandungan cetane tinggi
- Stabil terhadap oksidasi