Mengenal Lebih Dekat Trenggiling, Sang Pemalu yang Terancam Punah

Trenggiling, Si Pengendali Hama yang Kini Terancam--

KORANHARIANMUBA.COM - Di tengah lebatnya hutan dan hijaunya perkebunan di Pulau Jawa, bersembunyi seekor mamalia unik dan penuh misteri: trenggiling.

Dengan sisik-sisik tebal yang melapisi tubuhnya bak kesatria lapis baja mini, hewan pemalu ini memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Sayangnya, popularitasnya di pasar gelap dan hilangnya habitat alami telah mendorong populasi trenggiling Jawa ( Manis javanica) menuju jurang kepunahan. Mari kita telaah lebih dalam pesona dan tantangan yang dihadapi mamalia yang menakjubkan ini.


--

Sang Pemakan Semut yang Efisien

Trenggiling dikenal sebagai pemakan serangga yang andal. Lidahnya yang panjang dan lengket, bahkan lebih panjang dari tubuhnya, menjadi senjata utama untuk melahap semut dan rayap dari sarangnya.

Kebiasaan makannya ini menjadikan trenggiling sebagai pengendali populasi serangga alami yang sangat efektif, menjaga agar tanaman dan ekosistem tidak dikuasai oleh hama.

Ciri khas trenggiling yang paling mencolok adalah sisik-sisik keratin yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Sisik ini berfungsi sebagai perisai pelindung yang sangat efektif.

Ketika merasa terancam, trenggiling akan menggulung tubuhnya menjadi bola yang rapat, menyembunyikan bagian tubuh yang lunak dan hanya menyisakan lapisan sisik yang keras.

Strategi pertahanan diri ini cukup ampuh untuk menghindari serangan predator alami seperti macan tutul atau anjing hutan.

Strategi pertahanan diri ini cukup ampuh untuk menghindari serangan predator alami seperti macan tutul atau anjing hutan.

Trenggiling adalah hewan nokturnal, yang berarti mereka lebih aktif di malam hari. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari makan dan beristirahat di siang hari di dalam liang tanah atau lubang pohon.


--

Sifatnya yang pemalu dan kebiasaan hidupnya yang tersembunyi membuat penelitian tentang trenggiling menjadi tantangan tersendiri. Informasi mengenai perilaku sosial dan perkembangbiakannya masih terbatas.

Meskipun memiliki pertahanan alami yang kuat, trenggiling Jawa kini menghadapi ancaman yang jauh lebih besar: aktivitas manusia. Perburuan liar untuk diambil daging dan sisiknya, yang dipercaya memiliki khasiat obat tradisional (tanpa dasar ilmiah), menjadi faktor utama penurunan populasinya.

Selain itu, alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman semakin mempersempit habitat alaminya, memaksa mereka berinteraksi dengan manusia dan meningkatkan risiko perburuan.

Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, berbagai upaya konservasi menjadi sangat penting untuk menyelamatkan trenggiling Jawa dari kepunahan. Beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain:

 * Penegakan Hukum yang Lebih Ketat: Memberantas perburuan liar dan perdagangan ilegal trenggiling dengan hukuman yang tegas.

 * Perlindungan Habitat: Melestarikan hutan dan kawasan alami yang menjadi rumah bagi trenggiling.

 * Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya trenggiling bagi ekosistem dan bahaya perburuan liar.

 * Penelitian dan Monitoring: Meningkatkan penelitian tentang populasi dan perilaku trenggiling untuk mengembangkan strategi konservasi yang lebih efektif.

Trenggiling Jawa adalah bagian tak terpisahkan dari keanekaragaman hayati Indonesia. Keberadaannya bukan hanya sekadar simbol kekayaan alam, tetapi juga memiliki peran ekologis yang vital.

Jika kita tidak bertindak sekarang, bukan tidak mungkin generasi mendatang hanya akan mengenal trenggiling melalui gambar dan cerita. Mari bersama-sama menjaga "kesatria bersisik" ini agar tetap lestari di bumi Pertiwi.(*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan