Musim Kemarau Diprediksi Pendek, Manggala Agni Tetap Siaga Karhutla

Patroli Karhutlah Manggala Agni --

KORANHARIANMUBA.COM– Cuaca panas yang melanda siang hari belakangan ini menjadi pertanda bahwa musim kemarau mulai mendekat. Meski hujan masih turun di beberapa wilayah pada sore atau malam hari, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa pertengahan Mei 2025 menjadi awal masuknya musim kemarau.

Kepala Manggala Agni Sumatera Daops XVII/OKI, Edi Satriawan, mengungkapkan bahwa musim kemarau tahun ini diprediksi lebih pendek dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh mundurnya awal musim kemarau yang biasanya dimulai pada Maret.

“Biasanya Maret sudah mulai panas, tapi sekarang Mei masih ada hujan. Jadi musim kemarau tahun ini diperkirakan berlangsung singkat,” ujar Edi, Kamis 8 Mei 2025.

BACA JUGA:Pemkab Muba Apresiasi Satgas Judol, Penurunan Transaksi Judi Online hingga 80 Persen

BACA JUGA:Peningkatan Kualitas Pendidikan, YSPP Gelar Pendampingan di Era Society 5.0

Meski demikian, puncak musim kemarau tetap diperkirakan terjadi pada Agustus hingga September. Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tetap harus ditingkatkan.

Manggala Agni pun telah mengintensifkan upaya pencegahan dengan melakukan patroli mandiri sejak April 2025. Lokasi yang telah dipantau meliputi Desa Riding, Tanjung Sari, dan Air Rumbai di Kecamatan Pangkalan Lampam. Sedangkan di bulan Mei, patroli mandiri akan dilanjutkan ke Desa Ulak Depati dan Perigi di Kecamatan Pampangan.

“Fokus patroli ada di wilayah-wilayah yang memiliki banyak lahan gambut karena jika terbakar, lahan jenis ini sangat sulit dipadamkan dan api bisa menjalar luas,” jelas Edi.

Selain patroli mandiri, Manggala Agni juga melakukan patroli terpadu dan patroli bersama yang melibatkan TNI, Polri, pemerintah daerah, serta masyarakat melalui Masyarakat Peduli Api (MPA). Kegiatan ini menyasar desa-desa rawan karhutla, seperti di Kecamatan Pangkalan Lampam dan Pampangan.

“Upaya pencegahan terus kami lakukan secara berkelanjutan untuk meminimalkan risiko karhutla saat musim kemarau berlangsung,” tutupnya.(*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan