Dedikasi untuk Taekwondo, Reda Manthovani Terima Gelar Grand Master dari Korea

Terima Gelar Grand Master Taekwondo--

KORANHARIANMUBA.COM – Kabar membanggakan datang dari Korea Selatan. Salah satu putra bangsa, Prof. Dr. Reda Manthovani, S.H., LL.M., resmi menyandang gelar Grand Master Taekwondo dari Kukkiwon, markas besar Taekwondo dunia yang berbasis di Seoul, Korea Selatan.

Penghargaan bergengsi ini disematkan kepada Reda sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa dalam pengembangan olahraga Taekwondo, baik di tingkat nasional maupun internasional. Gelar The Honorary 6th Dan ini bukanlah pencapaian yang biasa, karena hanya diberikan kepada individu terpilih yang dinilai memiliki pengaruh positif bagi kemajuan Taekwondo dunia.

Yang menarik, Reda Manthovani bukanlah atlet profesional aktif. Saat ini, ia menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM-Intel) Kejaksaan Agung RI. Namun, di balik kesibukannya sebagai pejabat negara, Reda dikenal sebagai sosok yang memiliki kecintaan mendalam terhadap seni bela diri asal Negeri Ginseng tersebut.

BACA JUGA:Timnas Basket Putra Indonesia Taklukkan Singapura di Laga Perdana Kualifikasi FIBA U16 Asia Cup 2025

BACA JUGA:PKSI DKI Jakarta Gelar Seleksi Atlet Korfball untuk PON 2028

Kecintaan Reda terhadap Taekwondo sudah dimulai sejak ia duduk di bangku SMA. Ia terus mengasah kemampuan hingga berhasil meraih predikat atlet terbaik pada Kejurnas antarperguruan tinggi tahun 1990. Semangat dan filosofi Taekwondo pun terus tertanam dalam perjalanan hidupnya, menjadi landasan dalam setiap langkah pengabdian.

Penyerahan gelar Grand Master dilakukan langsung oleh Presiden Kukkiwon, Dr. Dongsup Lee, dalam sebuah upacara penuh kehormatan di Korea Selatan. Kukkiwon, yang didirikan pada 1972, merupakan pusat dunia Taekwondo sekaligus lembaga resmi yang menangani sertifikasi dan promosi sabuk hitam (Dan).

Penganugerahan ini juga menjadi bentuk penghormatan atas dedikasi Reda dalam mendorong perkembangan Taekwondo di Indonesia, terutama dalam menciptakan ruang yang inklusif bagi para atlet disabilitas. Salah satu bukti nyatanya adalah penyelenggaraan Exhibition Para Taekwondo “Kyorugi & Poomsae” bertajuk Prof. Reda Manthovani Cup 2025 pada Januari lalu. Acara tersebut menjadi wadah para atlet disabilitas untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka sekaligus mengukuhkan semangat kesetaraan dalam olahraga.

“Saya sangat bersyukur atas penghargaan ini. Semoga semangat Taekwondo bisa terus menginspirasi dan menyatukan kita semua,” ujar Reda dengan penuh semangat.

Bagi Reda, gelar Grand Master bukan sekadar simbol prestasi pribadi, tetapi juga sebuah tanggung jawab untuk terus mengembangkan Taekwondo sebagai olahraga yang membangun karakter, kedisiplinan, dan solidaritas di tengah masyarakat.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan