Polda Sumsel Gelar Tanam Jagung di Lahan Rawan Karhutla, Wujud Sinergi Ketahanan Pangan

Polda Sumsel Gelar Tanam Jagung di Lahan Rawan Karhutla--
KORANHARIANMUBA.COM,- Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan (Sumsel) berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sumsel serta berbagai pihak lainnya dalam upaya mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan nasional. I
nisiasi ini diwujudkan melalui kegiatan Penanaman Jagung Serentak Kuartal III Tahun 2025 di lahan perhutanan sosial Desa Muara Baru, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, pada Rabu (9/7/2025).
Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel, Drs. H. Edward Candra, M.H., Wakapolda Sumsel Brigjen Pol. M. Zulkarnain, para petani, kelompok tani, serta pemangku kepentingan dari pemerintah daerah maupun pusat.
Dalam sambutannya, Sekda Edward Candra menekankan bahwa kegiatan tanam jagung ini merupakan bukti nyata kolaborasi antara petani, pemerintah, pihak swasta, dan jajaran kepolisian. Ia juga menyoroti potensi besar Sumsel dalam pengembangan jagung sebagai komoditas unggulan tanaman pangan.
BACA JUGA:Kwarcab Muba Tinjau Lokasi Peransaka 2025 di Rumah Tahfiz Qur’an
BACA JUGA:Pemkab Muba Fasilitasi Rapat Dengar Pendapat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Edward menjelaskan, Sumsel berada di posisi ke-10 nasional sebagai provinsi penghasil jagung terbesar. Pada tahun 2024, produksi jagung pipilan kering (PK) di Sumsel mencapai 833.952 ton, meningkat 0,86% dari tahun sebelumnya. Diperkirakan hingga Juli 2025, produksi jagung akan mencapai 177.311 ton PK dari luas panen 20.545 hektar.
Strategi penting untuk mendongkrak produksi jagung di Sumsel meliputi perluasan areal tanam dan optimalisasi lahan yang tidak digunakan untuk padi, seperti lahan perkebunan rakyat maupun swasta.
Edward menyebutkan tiga kabupaten dengan luasan pertanaman jagung terbesar di Sumsel, yaitu OKU Selatan, OKU Timur, dan Banyuasin. Produktivitas rata-rata jagung di Sumsel mencapai 65,89 kuintal per hektar, dengan capaian tertinggi di OKU Selatan sebesar 70,52 kuintal per hektar.
Pemerintah juga tengah mengupayakan penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) jagung pipilan kering sebesar Rp5.500 per kilogram untuk meningkatkan semangat petani dalam memperluas tanam dan hasil produksi. Selain itu, sistem tanam monokultur maupun tumpangsari di lahan-lahan non-eksisting juga terus didorong.
BACA JUGA:Pemerintah Kabupaten OKU Salurkan Bantuan untuk Korban Longsor
Wakapolda Sumsel, Brigjen Pol. M. Zulkarnain, mengungkapkan bahwa lahan yang digunakan untuk penanaman jagung kali ini merupakan wilayah yang kerap mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dengan pemberdayaan lahan ini, diharapkan dapat memberikan solusi konkret dan manfaat ganda, yaitu untuk produksi pangan sekaligus mitigasi bencana karhutla.