KORMI Buka Peluang Pacu Jalur Jadi Cabang Lomba di Fornas Mendatang

KORMI Buka Peluang Pacu Jalur Jadi Cabang Lomba--

KORANHARIANMUBA.COM,- Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) menyambut positif viralnya olahraga tradisional Pacu Jalur asal Kuantan Singingi, Riau, sebagai potensi baru dalam ajang Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas).

Momentum ini datang seiring viralnya penampilan penari cilik Rayyan Arkan Dikha atau dikenal sebagai Aura Farming, yang memperkenalkan budaya pacu jalur ke publik luas, baik dalam negeri maupun mancanegara.

Mengutip informasi dari laman resmi Pemkab Kuansing, Pacu Jalur merupakan tradisi yang sudah ada sejak abad ke-17, bermula dari kebiasaan masyarakat Rantau Kuantan menggunakan jalur atau perahu sebagai sarana transportasi utama di sepanjang Sungai Kuantan. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi pesta rakyat yang penuh semangat dan kebersamaan.

Wakil Ketua Umum KORMI, Ibnu Riza Pradipto, menyebut momen viralnya pacu jalur sangat bertepatan dengan pelaksanaan Fornas 2025 yang akan digelar di Nusa Tenggara Barat pada 26 Juli hingga 1 Agustus 2025.

BACA JUGA:Musi Banyuasin Siap Sambut Porprov XV: Pertemuan CDM Resmi Digelar

BACA JUGA:Lintasan Kelas Dunia dan Bibit Baru Muncul di Kejurnas BMX 2025 Banyuwangi

“Ini momen yang sangat pas. Saat kami sedang bersiap menggelar Fornas, pacu jalur malah viral. Ini masuk ke dalam kategori olahraga tradisional kreasi budaya, jadi bukan tidak mungkin ke depan pacu jalur bisa dipertandingkan di Fornas,” ujar Ibnu saat ditemui di Jakarta, Kamis 10 Juli 2025.

Meski untuk Fornas 2025 pacu jalur belum masuk sebagai cabang resmi, namun Ibnu menegaskan KORMI sangat terbuka terhadap berbagai potensi olahraga tradisional dari tiap provinsi.

“Banyak olahraga tradisional di masing-masing daerah yang memiliki kekayaan tersendiri. Kita tidak pernah menutup kemungkinan,” katanya.

Sebagai Ketua Pelaksana Fornas 2025, Ibnu juga menjelaskan ada tiga indikator utama yang ingin dicapai dalam ajang ini. Pertama adalah peningkatan kesadaran masyarakat (awareness) tentang olahraga masyarakat.

BACA JUGA:Swiatek Tembus Semifinal Wimbledon untuk Pertama Kalinya, Alcaraz Makin Dekat Hattrick

BACA JUGA:Magnus Carlsen Kembali Tumbang dari Gukesh, Akui Tak Menikmati Permainan

“Kita ingin masyarakat tahu dan mengenal lebih dekat, apa itu olahraga masyarakat,” jelasnya.

Kedua adalah kehadiran langsung masyarakat di lokasi acara (attendance), guna menyaksikan secara langsung ragam olahraga yang dipertandingkan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan