Misi Dagang Jatim–Sumsel Catat Sejarah Baru, Lampaui Target Rp1 Triliun
Misi Dagang Jatim–Sumsel Catat Sejarah Baru, Lampaui Target Rp1 Triliun--
KORANHARIANMUBA.COM,- Gelaran Misi Dagang yang mempertemukan Jawa Timur (Jatim) dan Sumatera Selatan (Sumsel) pada tahun 2025 berhasil mencatatkan prestasi monumental.
Hingga penutupan , nilai transaksi yang terkumpul dilaporkan telah mencapai Rp820,7 miliar dan optimis menembus angka psikologis Rp1 triliun seiring berlanjutnya komunikasi bisnis pasca-acara.
Acara yang dipusatkan di Hotel Wyndham Palembang ini tidak sekadar menjadi bursa jual beli, tetapi sebuah deklarasi nyata akan sinergi ekonomi antarprovinsi sebagai fondasi penguatan ekonomi nasional.
Peternakan Sebagai Pilar Utama: Sumsel Adopsi Model Sapi Modern Jatim
Fokus utama kolaborasi ini diarahkan pada sektor peternakan, di mana kedua provinsi memiliki keunggulan yang saling melengkapi.
BACA JUGA:Mantan Kades Suka Menang Tersenyum Saat Jadi Tersangka Korupsi Rp744 Juta
Gubernur Sumsel, Dr. H. Herman Deru, menyampaikan rencana ambisius untuk mengadopsi pola penggemukan sapi modern dan disiplin yang telah berhasil diterapkan di Jatim.
Sumsel, dengan ketersediaan lahan dan sumber daya pakan yang melimpah, melihat Jatim sebagai mitra ideal untuk melakukan transformasi besar di sektor ini.
Herman Deru menegaskan, tujuan jangka panjangnya adalah menjadikan Sumsel tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga meningkatkan daya saingnya sebagai pusat peternakan nasional.
Sinergi ini diyakini akan membawa dampak berkelanjutan, bukan hanya sekadar angka transaksi sesaat.
Ketahanan Pangan dan Hilirisasi Produk Dorong Transaksi Fantastis
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, mengungkapkan rasa syukur karena capaian transaksi jauh melampaui ekspektasi.
Capaian Rp820,7 miliar merupakan bukti bahwa kerja sama ini merupakan bentuk dukungan nyata terhadap ketahanan pangan nasional. Khofifah menekankan, misi dagang ini adalah kolaborasi jangka panjang untuk memperkuat kemandirian, persaudaraan, dan kesejahteraan masyarakat.
Selain peternakan, kerja sama juga mencakup sektor pertanian dan pangan—termasuk peningkatan indeks pertanaman (IP) dan pengembangan komoditas unggulan.
Menariknya, transaksi besar juga tercatat dari sektor perikanan dan industri olahan.