Keripik Singkong Anggun Membawa Berkah Bagi Warga Simpang Tungkal

PRODUK UNGGULAN: Melalui produk keripik singkong, Kelompok Usaha Anggun telah meraih berbagai penghargaan. Pada 2017, Kelompok Usaha Anggun dianugerahi penghargaan UMKM Terbaik Kesatu oleh Bupati Musi Banyuasin dan diakui sebagai produk unggulan di kabupa--

Semangat, kerja keras dan kesungguhan Mat Sahri dan Sukaesih berwirausaha telah mengangkat tinggi nasib mereka. Keputusan pasangan warga Desa Simpang Tungkal, Kecamatan Tungkal Jaya, Musi Banyuasin, berhenti dari berkebun sawit, dan kemudian memulai usaha keripik berbuah sukses besar. Usaha Keripik “Anggun” yang mereka rintis tak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan warga sekitar, namun juga memperoleh sederet penghargaan.

Pasangan yang hanya mengenyam pendidikan SD itu, mengawali bisnisnya pada 2007. Mat Sahri dan Sukaesih memberi merek “Anggun” pada produknya, seperti nama putrinya. Awalnya, mereka merintis produksi keripik singkong, pisang dan peyek. “Seiring waktu, kami putuskan fokus keripik singkong saja,” ujar Sahri.

Berbagai tantangan mereka lalui saat merintis usaha keripik singkong. Bermodal semangat, kerja keras,dan kesungguhan, kapasitas produksi keripik Anggun yang awalnya hanya 10 kilogram per hari perlahan terus meningkat. Berkah bagi Usaha Keripik Anggun datang pada 2009, setelah Medco E&P Grissik Ltd (MEPG) memberi dukungan.

Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang bekerja di bawah pengawasan SKK Migas ini hadir memberikan dukungan berkelanjutan pada Kelompok Usaha Anggun. Manager Field Relations and Community Enhancement MEPG, Sudewo, mengatakan, dukungan Perusahaan berupa sarana usaha, pelatihan manajemen, perizinan, perbaikan kebersihan, dan renovasi rumah produksi. 

BACA JUGA:Amankan Peminta Sumbangan Fiktif

Bantuan MEPG

Berkat kerja keras dan kolaborasi bersama tim pendamping dari MEPG, Kelompok Usaha yang dirintis Sahri dan Sukaesih terus menunjukkan kemajuan. Pada 2015, mereka berhasil membangun fasilitas produksi keripik terpisah dari rumah tinggal. Berkat bimbingan MEPG dan upaya keras mereka, rumah produksi yang awalnya berdinding kayu dan beralas tanah, berubah jadi berdinding bata dan lantai keramik. 

Seiring melonjaknya produksi, di halaman rumah Sahri dan Sukaesih terparkir mobil pick-up pengangkut bahan baku dan distribusi hasil produksi. Untuk memastikan bahan baku berkualitas, mereka juga menanam sendiri singkong di lahan seluas lima hektare miliknya. Kebun itu kini menjadi sentra bahan baku keripik Anggun. 

Perkembangan Kelompok Usaha Anggun menjadi berkah bagi warga sekitar. Sebanyak 12 warga terdiri atas 10 ibu rumah tangga yang awalnya tak memiliki keterampilan dan pendapatan tetap bisa terlibat di pabrik keripik singkong ini. Pada 2022, produksi Kelompok Usaha Anggun terus meroket, hingga memproduksi 400 kg bahan baku singkong mentega atau sekitar 150 kg keripik singkong siap jual setiap hari. 

“Dari hasil produksi keripik singkong, rata-rata pendapatan anggota kelompok ini berkisar antara Rp 1,6 juta hingga Rp 2 juta per orang setiap bulan,” ungkap Sudewo. Selain meningkatkan produksi dan aset, kelompok ini juga telah meraih berbagai penghargaan. Pada 2017, Anggun dianugerahi penghargaan UMKM Terbaik Kesatu oleh Bupati Musi Banyuasin dan diakui sebagai produk unggulan di kabupaten tersebut. 

BACA JUGA:Warga Jirak Jaya Senang Pj Bupati Gelontorkan Banyak Bantuan

Setahun kemudian, kelompok ini mewakili Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi dalam pameran internasional UMKM di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia. Tak heran apabila Kelompok Usaha Anggun didaulat menjadi Duta UMKM Musi Banyuasin di berbagai ajang pameran, baik tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Mereka juga terlibat dalam kegiatan Asian Games 2018 di Palembang sebagai produk unggulan daerah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan