Waspada! DKPP Sumsel Temukan 607 Kasus Rabies Sepanjang 2024

Pemberian Vaksin Rabies kepada anjing peliharaan (foto ist).--

HARIANMUBA.BACAKORAN.CO – Perkembangan kasus rabies di Sumsel nampaknya perlu perhatian dan upaya pencegahan secara serius. Hal dapat dilihat dari maraknya kasus yang disebabkan gigitan anjing gila ini. 

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menemukan sebanyak 607 kasus rabies di wilayah itu selama periode Januari-Mei 2024.

Kepala DKPP Sumsel Ruzuan Effendi di  Palembang, Kamis, mengatakan pihaknya mencatat angka rabies periode Januari-Mei 2024, sebanyak 607 kasus, dengan sebaran wilayah di Musi Banyuasian (Muba) 183 kasus, Lahat 130 kasus, Lubuklinggau 90 kasus, Prabumulih 87 kasus, OKU 53 kasus, Pagar Alam 42 kasus, Muara Enim 5 kasus, OKU Selatan 4 kasus, Empat Lawang 4 kasus, Mura 2 kasus dan OKI 1 kasus.

Sedangkan, berdasarkan populasi hewan penular rabies (HPR) di Sumsel, pihaknya mendata ada sebanyak 194.220 hewan. HPR itu di antaranya anjing, kucing, monyet dan lainnya.

BACA JUGA:Healing Akhir Pekan dengan Memancing di Spot-spot Gacor Musi Banyuasin

BACA JUGA:Manfaat Stroberi untuk Anak Kecil: Buah Segar yang Kaya Nutrisi untuk Tumbuh Kembang

"Angka kasus rabies di Sumsel memang fluktuatif. Kebiasaan masyarakat yang memelihara hewan peliharaan untuk berbagai kegiatan ternyata banyak tak disadari jika hewan itu bisa menjadi sumber penularan rabies jika tak divaksinasi," katanya.

Ia menjelaskan, dalam mencapai target bebas rabies tersebut, pihaknya meluncurkan program Kendalikan Penyakit Hewan Menular (Kelakar) dan Gerakan Bebas Rabies Sumatera Selatan (Gaesss) sebagai bentuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya rabies dan pentingnya vaksinasi pada hewan terutama peliharaan pribadi.

Menurut dia, program itu tak hanya berfokus pada penanggulangan rabies tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan kampanye kesehatan hewan lainnya.

"Program Kelakar dirancang untuk menarik perhatian masyarakat dengan pendekatan yang inovatif, tetapi juga meliputi kegiatan lain seperti Kelakar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Kelakar Lato-lato, Kelakar LSI dan kelakar-kelakar lainnya. Kalau kita tadi bahasanya cuma bebaskan rabies orang mungkin hanya akan melihat selintas saja, padahal tujuannya sangat serius," jelasnya.

Selain itu, pihaknya berkomitmen akan berkoordinasi dengan pimpinan daerah untuk mendapatkan dukungan baik data maupun pendanaan.

"Tadi kami sudah melihat kabupaten/kota itu ada 19 ribu vaksin yang sudah disiapkan, ada juga yang dari provinsi. Selain itu, informasi dan melakukan tindakan nyata berupa vaksinasi dan sterilisasi," kata Ruzuan.

Terkait maraknya kasus rabies ini, masyarakat Sumatera Selatan menunjukkan kekhawatiran mendalam terhadap tingginya kasus rabies di wilayah mereka.

Dimana warga setempat mengungkapkan rasa khawatir mereka terhadap keamanan dan kesehatan keluarga serta hewan peliharaan mereka.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan