Waspada! DKPP Sumsel Temukan 607 Kasus Rabies Sepanjang 2024

Pemberian Vaksin Rabies kepada anjing peliharaan (foto ist).--

BACA JUGA:Atap Skylight: Pengertian, Manfaat, dan Keunggulannya untuk Rumah Anda

BACA JUGA:Mengenal Apa Itu Mansion: Rumah Super Mewah dengan Fasilitas dan Prestise Kelas Dunia

Beberapa warga mengungkapkan, keprihatinannya dengan maraknya kasus rabies. 

"Saya berharap pemerintah dan pihak berwenang lebih aktif dalam melakukan vaksinasi dan penyuluhan kepada masyarakat. Seperti hewan peliharaan saya juga perlu mendapatkan vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit ini," ucap Ardi, warga Alang-Alang Lebar Kota  Palembang, Jumat (13/9).

Selain itu dia, juga berharap program-program penanggulangan seperti Kendalikan Penyakit Hewan Menular (Kelakar) dan Gerakan Bebas Rabies Sumatera Selatan (Gaesss) sangat tinggi.

“Program-program ini sangat penting. Saya berharap ini dapat meningkatkan kesadaran dan membantu  warga memahami betapa pentingnya vaksinasi untuk hewan peliharaan," tandas pria yang mengaku, penyayang binatang ini.

Sedangkan Alni, warga Kota Palembang lainnya meminta agar pemerintah daerah dapat memastikan ketersediaan vaksin yang cukup untuk seluruh wilayah.

Untuk itulah lanjut Alni, dibutuhkan dukungan yang lebih besar dari pemerintah daerah dalam bentuk pendanaan dan koordinasi yang lebih baik untuk memperluas jangkauan vaksinasi. 

"Perlu langkah-langkah konkret seperti penyuluhan intensif dan pemantauan kasus yang lebih ketat akan dapat mengurangi jumlah kasus rabies dan melindungi masyarakat dari ancaman penyakit ini, " imbuhnya.

Selanjutnya Izal, warga Kemuning Palembang menghimbau agar perlunya dukungan dan tindakan yang lebih efektif pemerintah provinsi agar kasus rabies dapat segera terkendali dan mengurangi risiko terhadap kesehatan manusia dan hewan peliharaan di wilayah mereka," ujarnya.

Dari penelusuran ilmu kesehatan, penyakit rabies, atau yang dikenal sebagai “penyakit anjing gila,” adalah penyakit zoonosis yang serius dan menular dari hewan ke manusia.

Disebabkan oleh Lyssavirus, rabies menyerang sistem saraf pusat dan dapat ditularkan melalui air liur, gigitan, cakaran, atau jilatan hewan yang terinfeksi. Hewan utama penyebar rabies meliputi anjing, kucing, kelelawar, dan kera. Di Indonesia, rabies tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan.

Gejala rabies pada manusia biasanya muncul dalam masa inkubasi 4 hingga 12 minggu setelah terpapar virus.

Gejala awal mirip flu seperti demam, nyeri otot, dan kesemutan di area gigitan dapat berkembang menjadi gejala neurologis serius, termasuk kebingungan, halusinasi, kesulitan menelan, dan produksi air liur berlebih.

Jika tidak diobati, rabies bisa berakibat fatal.

Tag
Share