Ini Poin Penting Rapat KNEKS Dipimpin KH Ma’ruf Amin
Rapat Sinergi pengembangan ekonomi dan keuangan syahriah nasional. (Foto: Dok/Ist)--
KORANHARIANMUBA.COM, - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Drs H Edward Candra,MH menghadiri rapat Sinergi Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Nasional, bertempat di Hotel Morrissey Jakarta, kemarin.
Rapat ini merupakan rangkaian Rapat Pleno Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) yang akan dipimpin oleh Wakil Presiden Republik Indonesia K.H. Ma'ruf Amin selaku Ketua Harian KNEKS.
Direktur Eksekutif K.H. Sholahudin Al Aiyub., M.Si mengungkapkan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) memiliki tugas sebagai perpanjangan tangan dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), untuk mempermudah koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
“Kami yakin KDEKS akan memperkuat itu pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah kedepan, tapi memang kemudian aturan yang terkait dengan hal itu belum ada aturannya seperti apa. Hal ini penting kita akan mendengarkan para pemegang kepentingan untuk membahas terkait dengan hal itu, mulai dari Kementerian Dalam Negeri, dari Bappenas dan dari Kementerian Keuangan,” katanya.
BACA JUGA:Sekda Sumsel Apresiasi Mandiri Property Expo 2024, Mempermudah Akses Perumahan Layak
BACA JUGA:Sekda Apriyadi Tegaskan Pengguna Lalin Sungai Lalan Wajib Utamakan Keselamatan
Sementara dalam paparannya, Deputi Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, Penguatan ekonomi syariah nasional perlu dilakukan, guna optimalisasi potensi besar ekonomi syariah global.
“Kita semua ketahui, Spending atau pengeluaran masyarakat muslim global yang terus meningkat,” katanya.
Menurutnya, pengeluaran konsumen muslim global tahun 2022 sebesar US$ 2,29 Triliun di enam sektor riil ekonomi, dan diproyeksikan mencapai US$ 3,1 Triliun pada tahun 2027.
“Perkembangan enam sektor riil tersebut didukung oleh sektor keuangan syariah sebagai enabler yang pada 2021/2022 asetnya mencapai US$ 3,9 Triliun, diproyeksikan meningkat hingga US$ 5,9 Triliun pada 2025/2026,” tandasnya.