Mitos atau Fakta! Mengantongi Batu Kerikil di Saku Celana Bisa Hilangkan Kebelet BAB, Benarkah?

Ilustrasi Kantongin Batu Kerikil di Saku Celana Bisa Nahan BAB (Foto Dok HMB)--

HARIANMUBA.BACAKORAN.CO -Buang air besar (BAB) adalah hal normal terjadi dalam kehidupan sehari-hari setiap orang.

Ini merupakan cara alami tubuh untuk menghilangkan kotoran, yang terdiri dari makanan yang tidak tercerna dan juga bakteri.

Spesialis gastroenterologi Gary Griglione, MD, mengatakan, "Pada dasarnya, nutrisi makro dan mikro yang membuat kita tetap hidup, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral diserap ke dalam aliran darah dari makanan yang kita makan."

Ia melanjutkan, "Meninggalkan 'sisa' yang tidak larut dan tidak dicerna. 'Sisa' itu harus dihilangkan."

Mengutip laman UnityPoint Health, saat ingin BAB, seseorang akan merasakan serangkaian gejala seperti sakit perut, mulas, hingga kembung yang tidak nyaman.

BACA JUGA:Mitos atau Fakta? Memakai Pasta Gigi Dapat Sembuhkan Luka Bakar

Meski sudah merasakan gejala-gejala tersebut, beberapa orang karena alasan tertentu lebih memilih untuk menahannya.

Ini menyebabkan beberapa orang yang kebelet BAB mengantongi batu.

Melakukannya dipercaya dapat mengurangi keinginan untuk buang air besar.

Namun perlu diketahui, hal tersebut hanyalah mitos dan tidak ada bukti yang menunjukkan mengantongi batu dapat menahan BAB.

Bila seseorang berhasil melakukannya, besar kemungkinannya itu hanya merupakan sugesti.

BACA JUGA:Puncak Arus Mudik Natal dan Tahun Baru 2024, Begini Kondisi Arus Laulintas Jalan Lintas Timur

Bisakah BAB Ditahan?

Menahan BAB terutama bila dalam kondisi yang mendesak, sebenarnya dapat dilakukan.

Melansir Medical News Today, dalam melakukannya hal yang perlu dilakukan adalah mengontrol otot anus.

Mengontraksikan otot-otot tertentu di anus membantu menghentikan pelepasan tinja, sedangkan mengendurkannya memudahkan untuk BAB.

Untuk mengencangkan otot-otot ini dan sekaligus menahan kotoran, seseorang dapat meremas bokongnya dengan erat.

Selain itu, daripada duduk atau jongkok lebih baik posisikan tubuh dalam posisi berdiri maupun berbaring.

Pasalnya, jongkok atau duduk membuat tekanan perut lebih tinggi, sehingga membantu pergerakan usus. Sedangkan saat berdiri atau berbaring, tekanan pada perut berkurang.

Entah benar atau tidak, dan sejak kapan berlaku.

Namun beberapa mitos tersebut masih dipercaya dan dilakukan oleh sebagian masyarakat pada zaman modern seperti ini.

Namun, khususnya untuk kebelet BAB ada tips yang lebih masuk akal daripada mengantongi batu di saku celana.

BACA JUGA:Kumpulan Batu Akik Tergabung di SGC Rayakan HUT Ke-11

Berikut beberapa langkah yang dapat membantu menahan kebelet BAB saat berada disituasi darurat, sampai mendapatkan toilet yang memadai:

1. Batasi kafein

Kafein adalah stimulan yang umumnya ditemukan di dalam teh dan kopi.

Kandungan tersebut dapat mengiritasi perut dan bisa langsung menyebabkan sakit perut untuk sebagian penggunanya.

Kafein yang terkandung di dalam kopi juga bisa memicu masalah pencernaan lainnya.

Jadi, tips-nya kurangi dulu jika sedang akan berada di sebuah situasi yang tidak memungkinkan untuk BAB.

2. Jangan Mengejan

Mengejan merupakan salah satu mekanisme yang membantu mendorong feses keluar dari anus dan rektum.

Proses ini disebut sebagai refleks defekasi, di mana terjadi kontraksi otot-otot di sekitar panggul, termasuk sfingter anus.

3. Mengencangkan Otot

Mengencangkan otot pantat atau otot dasar panggul (pubococcygeus) juga dapat menurunkan keinginan untuk BAB.

Hal itu karena otot bagian tersebut, berkaitan dengan fungsi otot-otot di sekitarnya, termasuk sfingter anus.

Ketika mengencangkan otot pantat, terutama saat duduk atau berdiri, hal ini dapat memberikan tekanan pada sfingter anus.

Saat sfingter anus menyempit, hal inilah yang pada akhirnya mengurangi sensasi ingin BAB.

Risiko Menahan BAB

Akan tetapi perlu diingat, ada konsekuensi yang harus diterima bila memilih untuk tidak buang air besar, meski perut sudah mulas.

Bila sering melakukannya, seseorang akan mengalami beberapa risiko berikut:

1. Sembelit

2. Impaksi tinja, kotoran mengeras dan mengering tersangkut di usus besar

3. Radang usus buntu

4. Penyakit usus fungsional

5. Wasir atau ambeien (*)

Tag
Share