Pakaian Adat Sekayu di Muba, Ini Makna dan Filosofinya
Pakaian Adat Muba Kupek dan Kuyung.--
HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Menggali Keindahan dan Filosofi Pakaian Adat Sekayu di Musi Banyuasin (Muba).
Pakaian adat Sekayu, salah satu warisan budaya yang kaya dari daerah Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel), kini tengah mendapat sorotan sebagai simbol keindahan dan filosofi yang mendalam dari masyarakat setempat.
Dengan desain yang memikat dan makna yang mendalam, pakaian adat ini tidak hanya memperlihatkan estetika budaya tetapi juga menyimpan pesan-pesan berharga tentang identitas dan tradisi.
Keindahan Kain dan Desain
BACA JUGA:382 Atlet Kontingan Sumsel Siap bertanding pada PON XXI Aceh-Sumut
BACA JUGA:Armada Angkutan Sampah Rusak, Warga Keluhkan Tumpukan Sampah, Bau Busuk Menyengat Hidung
Pakaian adat Sekayu dikenal dengan kekayaan warna dan motif yang mencerminkan kehidupan serta nilai-nilai masyarakatnya.
Salah satu elemen khas dari pakaian adat ini adalah penggunaan kain tenun songket, yang dipadukan dengan berbagai aksesoris seperti kalung emas, gelang, dan hiasan kepala yang rumit. Kain songket sendiri sering dihiasi dengan benang emas atau perak, yang memberikan kesan mewah dan elegan pada pakaian.
Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, adalah daerah yang memiliki budaya dan tradisi yang kaya.
Salah satu wujud kekayaan budaya ini tercermin dalam pakaian adat yang dikenakan oleh masyarakat Sekayu, ibu kota Kabupaten Musi Banyuasin.
BACA JUGA:Pelaku Tindak Pidana Penganiayaan dengan Pemberatan Berhasil Dibekuk Polsek Keluang
BACA JUGA:Gelar Apel Pasukan, Polda Sumsel Siapkan 10 Ribu Personel Amankan Pilkada Serentak 2024
Pakaian adat ini tidak hanya menunjukkan keindahan estetika, tetapi juga menggambarkan nilai-nilai sejarah, identitas, dan kebanggaan masyarakat setempat.
Pakaian adat di Sekayu memiliki ragam gaya dan warna yang berbeda antara pria dan wanita. Dua jenis pakaian adat yang paling terkenal adalah kuyung untuk pria dan kupek untuk wanita.