Galakan Kampanye Bertajuk ‘Boot Out Piracy’ Hindari Konten Bajakan
Trofi Premier League (Foto Ist)--
HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Para pesepak bola di Premier League menggalakan kampanye bertajuk 'Boot Out Piracy' dengan tujuan meningkatkan kesadaran penggemar di Indonesia akan risiko dan dampak merugikan dari streaming konten ilegal.
Bintang-bintang dari Manchester United dan Liverpool menjadi ujung tombak dalam kampanye ini.
Pada musim ini, 'Boot Out Piracy' menampilkan para bintang Premier League, seperti Casemiro (Manchester United), Diogo Jota (Liverpool), Julio Enciso (Brighton & Hove Albion), Abdoulaye Doucouré (Everton), dan Taiwo Awoniyi (Nottingham Forest).
Melalui serangkaian video yang akan muncul di sejumlah kanal digital, para pemain tersebut mengingatkan bahwa siapa pun yang mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi, akan membuat mereka rentan terhadap ancaman serangan siber, termasuk malware dan ransomware yang berbahaya.
BACA JUGA:Mantap Brata Musi 2023-2024: Sumsel Bersatu, Indonesia Maju!
BACA JUGA:Duel Dua Ganda Putri Diwarnai Reli-Reli Panjang, Cukup Dramatis
Tentu, hal ini bisa memicu penipuan dan pencurian data yang dapat merugikan secara finansial.
Selain itu, pengalaman menonton klub kesayangan terancam terganggu dengan kualitas streaming yang buruk.
Menurut laporan dari Digital Citizens Alliance pada Juni 2023 berjudul 'Giving Piracy Operators Credit', terdapat 44 persen pengguna yang mengakses konten bajakan secara online, pernah mengalami kasus pencurian identitas.
Selain itu, mereka juga mendapati 46 persen pengguna yang mengakses konten bajakan terkena malware, dibandingkan dengan hanya sembilan persen yang tidak mengakses konten bajakan.
BACA JUGA:Pendirian Pabrik Kelapa Sawit, Semoga Bisa Membuka Lapangan Pekerjaan
BACA JUGA:Yes! UPTB Samsat Prabumulih Capaian 3 Komponen Pajak Over Target
Seorang konsultan dan peneliti keamanan siber terkemuka, Profesor Paul Walters menjelaskan ada banyak kerugian yang didapat dari serangan malware.
"Ada banyak kerugian akibat serangan malware pada 2022 lalu. Konsumen harus menyadari bahwa situs dan aplikasi yang melakukan streaming konten bajakan adalah salah satu sumber utama serangan ini."