Lebih lanjut dia menambahkan, Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Sumsel sampai dengan 31 Oktober 2024 mencapai Rp231,80 miliar.
Penerimaan bea masuk sebesar Rp153,27 miliar, komoditi impor yang dikenakan bea masuk didominasi oleh serealia (beras) yang mencapai 89,74 juta ton atau 85% dari kuota impor 105 juta ton, dan mencatatkan perolehan bea masuk sebesar Rp40,36 miliar.
Penerimaan bea keluar Rp78,37 miliar, komoditi ekspor yang dikenakan bea keluar di Sumsel utamanya berasal dari Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya dengan kontributor terbesarnya dari komoditi CPO yang menyumbangkan bea keluar sebesar Rp45,72 miliar atau 58,34% dari total bea keluar sampai dengan Oktober 2024.
Terlebih dikatakan, PNBP juga menunjukkan kinerja positif, terdiri dari pendapatan PNBP Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp1,80 triliun atau 96,33% dari target. Pendapatan PNBP Lainnya sebesar Rp796,72 miliar yang termasuk PNBP aset, piutang, dan lelang Rp69,03 miliar.
Pendapatan PNBP Lainnya saat ini telah mencapai 162,16% dari target.
“Kondisi penerimaan negara ini menunjukkan resiliensi yang baik pada aktivitas ekonomi di wilayah Sumsel,” imbuhnya.
Belanja negara di wilayah Sumsel sampai dengan 31 Oktober 2024 terealisasi sebesar Rp41,46 Triliun.
Kinerja belanja negara tersebut tumbuh positif sebesar 16,19% (yoy) karena didorong dari sisi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dan penyaluran TKD yang mengalami peningkatan dan mencatatkan tren positif pada hampir semua jenis TKD.
Kinerja Belanja K/L tumbuh positif 24,64% (yoy), yang digunakan untuk mendukung peningkatan produktivitas ASN.
Kemudian mendukung kegiatan operasional untuk peningkatan kualitas pelayanan publik, penuntasan proyek strategis nasional (PSN) berupa pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas, kegiatan pemilu dan pilkada, serta perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan.
Penyaluran TKD mencatatkan tren positif dengan tumbuh 12,28% (yoy) yang digunakan untuk mendukung APBD di 18 Pemda wilayah Sumsel, dan diharapkan pemanfaatannya untuk belanja produktif yang dapat memberikan multiplier effect yang tinggi.
Penyaluran TKD tercatat Rp27,38 triliun atau 85,82% dari pagu telah tersalur. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 70,78%.
Pertumbuhan ini didorong utamanya karena kinerja penyaluran DBH, DAU, DAK Non Fisik, dan Dana Desa di Sumsel yang menunjukkan tren positif.
Pendapatan daerah hingga Oktober tetap tumbuh positif didorong oleh pendapatan dari dana transfer yang tumbuh sebesar 17,13% .
Dari 18 Pemda, secara umum mengalami pertumbuhan positif karena belanja daerah hingga Oktober 2024 menunjukkan pertumbuhan positif.
Terlihat dari pertumbuhan pada hampir setiap jenis belanja daerah.