KORANHARIANMUBA.COM – Sungai Jalur 23 di Desa Tirta Mulia, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), menjadi perhatian warga setempat karena menjadi habitat puluhan buaya liar. Keberadaan buaya yang kerap muncul terutama pada malam hari, membuat masyarakat diimbau untuk selalu waspada saat beraktivitas di sekitar sungai.
Kepala Desa Tirta Mulia, Muhais, mengungkapkan bahwa jumlah buaya di sungai tersebut mencapai lebih dari 50 ekor dengan ukuran beragam.
"Ada yang panjangnya 2-3 meter hingga yang terbesar mencapai 4-5 meter," jelas Muhais saat dikonfirmasi pada Selasa, 10 Desember 2024.
Muhais menjelaskan, buaya-buaya itu sudah menghuni sungai tersebut sejak tahun 1982, jauh sebelum desa itu berdiri. Meski demikian, hingga kini belum ada warga yang menjadi korban karena masyarakat setempat telah terbiasa menjaga jarak dan tidak mengganggu habitat buaya.
BACA JUGA:Pj Bupati H Sandi Fahlepi Tinjau Perpustakaan Kelurahan Ngulak Binaan TP PKK
BACA JUGA:Tim Reskrim Sanga Desa Amankan Pengedar Narkotika, Temukan Sabu dan Uang Hasil Jualan
Namun, insiden baru-baru ini memicu kekhawatiran. Sebuah video viral di media sosial menunjukkan seekor buaya meloncat ke permukaan usai dilempar batu oleh seorang warga.
Kejadian tersebut terjadi pada Jumat, 6 Desember 2024, sekitar pukul 10.00 WIB di Jalur 23 Blok B. Video itu direkam oleh warga bernama Anto dan diunggah di akun Instagram Ogankomeringilirinfo.
Kapolsek Air Sugihan, Iptu Belky Framulia, membenarkan insiden tersebut. "Buaya itu muncul karena dipancing amarahnya dengan lemparan batu. Meski tidak ada korban, tindakan seperti ini sangat berbahaya," ujarnya pada Senin, 9 Desember 2024.
Kapolsek menambahkan, buaya-buaya tersebut sering muncul di malam hari dan menggunakan sungai sebagai habitatnya. Oleh karena itu, pihaknya bersama aparat desa telah memasang spanduk peringatan di sekitar sungai agar masyarakat lebih berhati-hati.
"Kami imbau masyarakat untuk tidak memancing amarah buaya, apalagi dengan tindakan seperti melempar batu. Jika dibiarkan, ini bisa membahayakan keselamatan warga," tegas Belky.
Sungai Jalur 23 sendiri lebih banyak digunakan masyarakat sebagai jalur transportasi untuk mengangkut hasil panen kelapa sawit ke pabrik di Jalur 30 Desa Rengas Abang. Aktivitas mencuci atau memancing di sungai tersebut jarang dilakukan warga, karena mereka menyadari risiko keberadaan buaya.
Kapolsek juga meminta masyarakat untuk selalu waspada saat beraktivitas di sekitar sungai, terutama pada malam hari ketika buaya sering terlihat. "Semoga ke depannya tidak ada insiden yang membahayakan warga," tutupnya. (*)