Klub ini bak perpaduan dua budaya, menawarkan suasana sepak bola Belgia yang semarak dengan sentuhan disiplin dan profesionalisme Jerman.
Setelah Jordi Amat, markas pemain internasional Indonesia Shayne Pattynama selanjutnya adalah KAS Eupen.
KAS Eupen didirikan pada tahun 1945 dan telah menorehkan sejarah di Liga Belgia dan menjadi kebanggaan masyarakat Eupen dan sekitarnya.
KAS Eupen bukanlah klub sepak bola biasa. Klub ini memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat di Eupen dan sekitarnya. Eupen adalah simbol persatuan dan identitas komunitas berbahasa Jerman di Belgia.
Selanjutnya, KAS Eupen juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan seperti, Program Pembinaan Atlet Remaja dan Bina Lingkungan.
KAS Eupen meraih kesuksesan besar di kancah sepak bola Belgia.Klub ini sudah tiga kali menjuarai Divisi II Belgia, terakhir pada musim 2018-2019.
Selain itu, KAS Eupen juga mencapai final Piala Belgia pada 2018. KAS Eupen saat ini berlaga di Divisi Pertama Belgia dan berupaya untuk lebih meningkatkan performanya.
Klub sepak bola KAS Eupen didirikan pada 9 Juli 1945 melalui penggabungan Jugend Eupen dan FC Eupen 1920, dan pertandingan resmi pertamanya dimainkan dalam turnamen meriah pada 21 Juli.
Waktu berlalu dan klub memulai musim pertamanya di Divisi dua Liga. Meskipun pembangunan tribun pertama pada tahun 1947, pemasangan penerangan dan perbaikan infrastruktur lainnya pada tahun berikutnya, klub tidak mampu menghindari degradasi ke Regionalliga II.
Di bawah kepemimpinan pemain dan pelatih Roger Burgers, Eupen memenangkan gelar pertama mereka dan mengulangi gelar tersebut pada tahun berikutnya.
Keberhasilan ini membuka pintu bagi klub untuk dipromosikan ke Liga Nasional pertama pada tahun 1951.
Masa awal klub di Liga Nasional berumur pendek, tetapi klub kembali mendapatkan promosi pada akhir musim 1955/56. Tim ini dipimpin oleh Albert Beltran.
Setelah kemunduran lebih lanjut dua tahun kemudian, klub pulih dengan promosi untuk musim 1961-1962 dan kemudian stabil di divisi atas hingga tahun 1969.
Pada tahun 1966, dengan kedatangan Hubert van Dormael, tim berhasil meraih posisi kedua pada musim 1967/68 dan akhirnya mencapai promosi bersejarah ke Divisi Ketiga Belgia pada musim berikutnya.
Keberhasilan ini membuat mereka mengungguli LC Bastogne dan Herbe FC di peringkat keseluruhan. Klub kemudian memutuskan untuk membangun stadion baru pada tahun berikutnya.
Dalam perjalanannya, Van Dormael memimpin tim meraih gelar Divisi Ketiga, yang berarti promosi ke Divisi Kedua Belgia.