HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Harga beras sebagai kebutuhan pokok memang sudah cukup lama mengalami kenaikan dan belakangan ini semakin langka di pasaran.
Hal ini tentu menimbulkan keresahan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.
Harga beras yang mahal memang sangat dikeluhkan oleh masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Hal ini tentu sangat membebani mereka, karena beras merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap hari.
BACA JUGA:Jurgen Klinsmann Resmi Dipecat Sebagai Pelatih
BACA JUGA:Waduh Tim Putri Indonesia Harus Angkat Kaki dari BATC 2024, Kalahkan dengan Thailand 3-1
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada banyak faktor yang menyebabkan harga beras mahal.
Seperti disampaikan, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Ogan Komering ilir (OKI) H Alamsyah, melalui sekretaris, Septariadi SE, memang benar harga beras mahal dan sudah terjadi sejak tahun 2023 lalu.
Dimana beras mahal ini terjadi disemua Kabupaten/Kota dan Provinsi di Indonesia. Jadi bukan hanya di Kabupaten OKI.
Mengenai komoditi beras ini yang harganya mahal dan terus naik serta juga ada kelangkaan di pasaran, maka menjadi isu Nasional.
BACA JUGA:PSU di TPS 05 Muara Teladan, KPU Muba Persiapkan PSU Digelar 21 Februari 2024
"Penyebab beras mahal dan naik terus serta juga langka di pasaran, salah satunya adalah karena rantai pasokannya yang kurang diakibatkan cuaca hujan dengan ingeni yang sangat tinggi," ujar, Septariadi, saat dikonfirmasi SUMEKS.CO, Sabtu 17 Februari 2024.
Dia menjelaskan, karena faktor cuaca hujan jelas menyebabkan masa tanam padi belum bisa dilakukan. Seperti di Kabupaten OKI banyak rawa dan lebak. Dimana saat ibu terendam karena hujan.
"Sedangkan di tahun lalu terjadi musim kemarau juga membuat hasil produksi dari tanaman sawah menurun," jelasnya.
Maka, oleh karena itu pasokan berkurang ditambah saat ini musim hujan. Sejumlah tanaman padi ada yang belum bisa dilakukan panen.