HARIANMUBA.BACAKORAN.CO - Sebanyak 15 ekor kerbau milik peternak di Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mati mendadak.
Rupanya, belasan ekor kerbau itu mati mendadak disebabkan oleh virus Septicaemia Epizootica (SE).
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Dedi Kurniawan SSTP melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sadi Purwanto SP MSi, Jumat 5 April 2024.
Sadi mengungkapkan, untuk kejadian hewan ternak ini milik masyarakat telah melaporkan kepada Puskeswan Pampangan. Sehingga langsung dilakukan pemeriksaan oleh petugas UPTD Puskeswan dan medik veteriner yaitu melakukan investigasi dan survelen.
BACA JUGA:Hati-Hati! Jangan Ngebut, Rute Mudik Lebaran Banyak Lubang Kecil Bahaya
BACA JUGA:Alhamdulillah, Ibu-Ibu Pengajian Tersenyum Usai Menerima Bingkisan dari DWP Muba Lebaran
"Setelah diinvestigasi dan bedah bangkai mengarah disebabkan oleh virus SE. Jadi pencegahannya dengan vaksinasi," ujar Sadi.
Dikatakan Sadi didampingi drh Ahmad Mustopa, untuk penyebab virus ini bisa menyerang hewan kerbau hingga menyebabkan mati bisa karena pakan dan kontak langsung. Karena kerbau di Pampangan ini diliarkan, sehingga sangat cepat dan mudah menular.
Ini virus penyebabnya bukan karena bakteri, sehingga bisa dilakukan dengan pencegahan. Yaitu dengan cara vaksin. Saat ini untuk semua kerbau yang sakit telah diobati. Dan untuk sejumlah kerbau yang sehat telah divaksin.
"Terkait pencegahan untuk kerbau milik warga yang masih sehat ini sedikit terkendala karena dilakukan malam hari ini dilakukan kerbau pada siang hari diliarkan maka malam hari baru pulang ke kandang," jelasnya.
BACA JUGA:Kerja Sama dengan Pertamina, Pemkab OKI Siapkan 1.000 Paket Sembako
BACA JUGA:Dampak Banjir Tungkal Ilir, Pemkab Berikan Bantuan
Selain itu, lanjut Sadi, ada sebagian masyarakat yang merupakan pemilik ternak terkadang kurang respon untuk vaksinasi ternaknya.
"Virus SE ini sendiri bila tidak dilakukan pencegahan maka akan cepat menular terutama kerbau yang dengan kondisi kurang sehat. Apalagi dalam satu kadang itu bisa mencapai 50 ekor kerbau," terang Sadi.
Sambungnya, untuk kerbau-kerbau yang mati di Desa Riding Kecamatan Pangkalan Lampam ini merupakan milik 1 orang peternak. Sehingga jelas banyak kerugian yang dialami akibat virus SE.