BACA JUGA:Lihat Nih! Ada Momen Harus di Lapas Perempuan Palembang
"Tradisinya seharian mulai pagi hingga sore hari, hanya dilakukan pada hari kedua lebaran saja," ujar Fran.
Ditambahkan Fran, tradisi Mintar Kembang ini, tak hanya dilakukan warga Desa Ulak Kerbau saja melainkan pula datang dari warga perantauan, yang ada di daerah lain.
"Tradisi Mintar Kembang ini biasanya dilakukan pula pada lebaran Idul Adha, tapi tidak terlalu ramai seperti pada lebaran Idulfitri," ungkapnya.
Tradisi Mintar Kembang bagi warga Desa Ulak Kerbau, telah ada sejak zaman dulu. Sehingga, tradisi ini bisa dikatakan sebagai tradisi turun temurun masyarakat Desa Ulak Kerbau.
Setiap kali tradisi Mintar Kembang, pasti dihadiri oleh ribuan warga yang beramai-ramai berkunjung ke makam. Apalagi, tempat pemakaman umum ini merupakan makam dari lima desa.
Yaitu, Desa Siring Alam, Desa Tanjung Agas, Desa Suka pindah, Desa Ulak Kerbau Baru dan Desa Ulak Kerbau Lama.
"Jadi, disini merupakan lokasi pemakaman bagi warga lima desa yang ada di Kecamatan Tanjung Raja," paparnya.
Saking ramainya pengunjung makam, tradisi ini juga membawa berkah bagi para pedagang kembang, makanan, dan minuman.
BACA JUGA:Moda Angkutan Mudik Diminati Masyarakat, PT KAI Divre III Palembang ada 4.202 Penumpang
BACA JUGA:Kawasan Pipa Reja Palembang Terendam Banjir Setinggi Orang Dewasa!
Betapa tidak, ramainya kondisi makam membuat masyarakat yang melakukan ziarah ke makam, biasanya sering merasa haus dan lapar.
Jadi, hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh para pedagang kecil yang ingin meraup cuan dari tradisi Mintar Kembang.
"Ramai sekali memang yang jualan, ya ini merupakan rezeki tahunan bagi para pedagang," lanjutnya.
Ramainya pengunjung yang melakukan ziarah ke makam yang ada di Desa Siring Alam ini, juga sering berdampak pada arus lalu lintas.
Dimana, akan terjadi kemacetan lalu lintas yang berada di kawasan menuju lokasi pemakaman yang ada di Desa Siring Alam. Sehingga, harus menyiagakan petugas parkir.