Gajah Sering Berkonflik dengan Manusia, Ternyata Ini Penyebabnya Setelah Dilakukan Pengkajian oleh Tim Puskass

Sabtu 11 May 2024 - 18:54 WIB
Reporter : Boim
Editor : Imran

Akibatnya, gajah masuk dan mengamuk di pemukiman warga,” jelas Ali Goik.

BACA JUGA:Camat Sungai Lilin Berpesan, Jaga Kesehatan Saat Menjalankan Ibadah Haji

BACA JUGA:Usia Gak Halangan, Sehat Itu Pilihan! Tips Menjaga Kesehatan di Usia Lanjut

Dalam kasus itu, menurut Ali Goik, ada hal yang cukup menarik perhatian.

“Dahulu masyarakat untuk mengalau gajah, cukup dengan kata-kata ‘simbah ojo mlebuh niki rumah cucumu’ atau ‘mbah tinggali makan untuk cucumu’. 

Maka gajah akan segera pergi. 

Kalau sekarang untuk mengalau gajah harus dengan berbagai cara dan berganti strategi. 

Kalau bulan depan harus pakai tetabuan kaleng, bulan berikutnya perlu percon demikian seterus,” tegas Ali Goik, Jumat 10 Mei 2025.

Budayawan Sumsel, Vebri Al-Lintani yang juga bagian dari Tim Puskass, membenarkan apa yang dikatakan Ali Goik.

Menurut Vebri, sebetulnya sejak dahulu sudah ada harmonisasi antara kehidupan gajah dan masyarakat di Sumsel.

Dikatakan Vebri, gajah itu hewan cerdas  yang akan merasa terganggu kalau diusik. 

BACA JUGA:Ini Jadwal Truk ODOL Boleh Melintas Dalam Kota Palembang, Aturan Harus Ditaati

BACA JUGA:Astaga, IRT Ini Akhiri Hidupnya dengan Memakai Sehelai Selendang Depan Teras Rumah

Untuk menggambarkan kondisi itu, Vebri mengisahkan satu tradisi lisan di Sumsel terkait gajah.

“Dikisahkan dalam satu tradisi lisan, Dasir mati karena mengusik gajah. 

Selain itu, dalam sejarah Raja Sriwijaya, Shih-ling-chia dikatakan menaiki gajah jika melakukan perjalanan jauh.  

Kategori :