"Karena kita perlu striker semacam predator atau istilah kerennya di Inggris tuh yang dipakai adalah box in the box, artinya kalau di dalam kotak penalti ya ini adalah pemain yang memang akan sulit untuk dikawal dan bisa melakukan finishing yang sempurna secara konsisten," ujarnya.
BACA JUGA:Berikan Tunjangan Beras untuk ASN di lingkungan Pemkab Muara Enim
BACA JUGA:Ngeri, Leher Satpam Ini Nyaris Putus Gegara Terjerat Kabel Jaringan Internet Terjuntai di Jalan
Beberapa nama-nama pemain berposisi striker sudah ramai diperbincangkan seperti Ole Romeny dan Mauro Zilstra.
Namun pada akhirnya semua tergantung proses panjang dari naturalisasi itu sendiri dan kemauan sang pemain untuk membawa Merah Putih.
Apalagi Ole Romeny terang-terangan belum memiliki niat 100 persen membela Timnas Indonesia meski sudah dihubungi PSSI mengingat usianya yang dapat saja dipanggil negara Belanda.
Sementara Mauro Zilstra pun mengakui telah dihubungi oleh Federasi Sepakbola Indonesia (PSSI).
Bung Binder menjelaskan jika pendekatan PSSI ini sebagai antisipasi kehilangan Ole Romeny.
"Tapi kan ini kembali lagi nanti kepada keputusan dari Shin Tae-yong karena kita membutuhkan striker di depan nih yang bisa melakukan finishing dan Mauro Zilstra ini kalau dipilih juga saya pikir menguntungkan juga bagi Timnas Indonesia," jelasnya.
Bung Binder mengakui di era sepak bola modern seperti ini butuh striker yang bukan saja membuka peluang tapi juga mampu melakukan tendangan dari jarak jauh.
"Tidak banyak striker-striker yang kita punya di dalam skuad Timnas Indonesia itu banyak melepaskan tangan-tendangan dari luar kota penalti biasa dilakukan biasa itu dilakukan oleh para pemain dari second line," bebernya.
"Itu berarti jika striker yang sekarang kita punya di dalam skuad ini bisa mencetak gol dari luar kota penalti itu juga plus."
Tapi seandainya ya PSSI tidak dapat nih striker keturunan Indonesia yang baru ya saya pikir enggak ada salahnya juga Jens Revan diberikan kesempatan untuk tampil bagi Timnas Indonesia senior," tegasnya. (*)